Ankara – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron lantaran menghubungkan Islam dengan terorisme dalam pernyataan di KTT NATO pada pekan lalu.
“Presiden Prancis membicarakan terorisme Islam di KTT NATO. Sudah berulang kali saya katakan padanya [Macron] bahwa arti Islam adalah perdamaian. Bagaimana bisa dia gabungkan kata damai dan terror dalam sebutan terorisme Islam? Tidak ada yang seperti itu,” kata Erdogan di Istanbul.
Pernyataan itu diutarakan Erdogan saat berpidato di pertemuan menteri sosial negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Erdogan juga menyindir Macron yang tak mampu menyelesaikan masalah domestik negaranya sendiri yang tengah dirundung demonstrasi massa selama beberapa bulan terakhir.
Demonstrasi yang diramaikan oleh serikat buruh, serikat guru, dan masyarakat sipil itu dikenal dengan gerakan rompi kuning atau yellow vest. Gerakan rompi kuning itu menentang kebijakan Macron terutama soal kenaikan biaya hidup.
“Apa sekarang? Rompi kuning muncul di Paris, ayo lah, perbaiki itu, hentikan itu. Kenapa dia tak bisa menyetop demo secara damai? Anda yang menabur dan Anda pula yang menuai,” kata Erdogan seperti dikutip Hurriyet Daily News.
Dalam KTT NATO pekan lalu, Macron mempertanyakan masa depan pakta pertahanan negara Atlantik Utara itu yang dinilainya sudah “mati otak”.
Macron juga mengatakan negara anggota NATO juga sudah tak sepaham dalam melihat ancaman keamanan bersama, terutama soal “terorisme Islam”.
“Pertama-tama, apakah otak Anda yang mati juga sudah dicek terlebih dahulu?” kata Erdogan.