Paris – Otoritas Prancis memulangkan 15 wanita dan 32 anak-anak yang ditahan di kamp-kamp penjara ISIS di timur laut Suriah.
“Anak-anak di bawah umur diserahkan ke layanan yang bertanggung jawab atas bantuan anak dan akan menjalani pemantauan medis dan sosial,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip kantor berita AFP, Selasa (24/1).
Pernyataan itu juga mengungkapkan bahwa orang dewasa juga telah diserahkan kepada otoritas peradilan yang kompeten. Selama dekade terakhir, ribuan ekstremis di Eropa melakukan perjalanan ke Suriah untuk menjadi bergabung dengan kelompok ISIS. Banyak dari mereka membawa keluarga mereka untuk tinggal di “kekhalifahan” yang dideklarasikan ISIS yang didirikan di wilayah-wilayah yang direbut di Irak dan Suriah.
Sejak “kekhalifahan” jatuh pada 2019, kembalinya anggota keluarga anggota ISIS yang ditangkap atau tewas telah menjadi masalah pelik bagi negara-negara Eropa. Pemulangan yang diumumkan pada Selasa (24/1) tersebut yang dilakukan karena tekanan dari organisasi-organisasi kemanusiaan adalah repatriasi skala besar ketiga Prancis.
Pemulangan sebelumnya pada Oktober tahun lalu, ketika Paris memulangkan 15 wanita dan 40 anak, dan pada Juli, ketika 16 ibu dan 35 anak di bawah umur dibawa pulang. Para wanita dan anak-anak yang dipulangkan pada Selasa itu sebelumnya berada di kamp Roj di timur laut Suriah, di bawah pemerintahan Kurdi, yang terletak sekitar 15 kilometer (9 mil) dari perbatasan Irak dan Turki.
Otoritas Prancis berterima kasih kepada pemerintah lokal di Suriah timur laut atas kerja samanya, yang memungkinkan operasi ini. Operasi pemulangan hari Selasa tersebut terjadi tak lama setelah Komite PBB Melawan Penyiksaan mengutuk pemerintah Prancis karena gagal memulangkan warga negara Prancis dari kamp-kamp penjara di timur laut Suriah.