Paris – Pemerintah Prancis akan membawa pulang sekitar 150 anak-anak anggota ISIS berkewarganegaraan Prancis di daerah kontrol milisi Kurdi di Suriah. Ratusan anak itu sudah diketahui lokasi mereka setelah keluarga di Prancis menyampaikan kepada pemerintah.
Kantor berita AFP melaporkan, Rabu (24/10), Paris mendata anak-anak anggota ISIS berdasarkan informasi dari keluarga di Prancis. Para keluarga menyampaikan kabar anak-anak kerabat mereka saat ISIS runtuh pada 2017 lalu.
Seorang sumber yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan kepada AFP, ratusan anak-anak tersebut hanya sebagian yang bisa diketahui identitas dan lokasi keberadaan mereka di wilayah Kurdi. Pendataan itu sebagai langkah awal untuk memulangkan mereka.
Sumber yang tidak menyebutkan angka pasti jumlah anak-anak tersebut menunjukkan, mayoritas umur mereka sekitar tujuh tahun. Namun, imbuhnya, mereka tidak dapat dipulangkan kecuali dengan kesepakatan ibu mereka yang akan menetap di Suriah.
“Kami akan memulangkan mereka sebisa mungkin dengan syarat dapat izin dari ibu mereka. Kami sudah mulai mempertimbangkan bagaimana melakukannya,” ujar sumber tersebut.
Ratusan anak-anak tersebut berada di penjara kamp yang dikelola oleh milisi Kurdi di Suriah utara. Sejak ISIS kalah, milisi Kurdi menempatkan wanita dan anak-anak anggota ISIS di kamp besar dan diberlakukan seperti dipenjara.
Diperkirakan sebanyak 680 anggota ISIS dari Prancis telah menyeberang ke Iraq dan Suriah. Separuh dari mereka dikabarkan terbunuh. Mereka terdiri dari anggota keluarga. Sebagian tertangkap oleh milisi Kurdi dan tentara Iraq.
Pemerintah Prancis menolak menerima warga Negaranya anggota ISIS yang ditahan. Paris meminta warganya itu diadili dan dihukum di lokasi ia tertangkap.