Jakarta – Penyebaran paham radikal terorisme tidak hanya menyasar masyarakat biasa, aparat pemerintah pun, baik dari ASN, TNI hingga Polri juga tak luput dari paparan paham ini, oleh karena itu penguatan jajaran aparat dengan pengetahuan terkait radikalisme terorisme harus dilakukan, agar mereka memiliki ketahanan dan kewas[adaan agar paham tersebut tidak menyebar terhadap dirinya dan keluarganya pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.
Hal itu diungkapkan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis saat memberikan pengarahan terkait penanggulangan radikalisme dan terorisme dihadapan jajaran prajurit Kodam Jayakarta, yang berlangsung di Aula Makodam Jaya, Jakarta, Kamis(30/7/2020).
“Paham radikal ini tidak hanya menyasar masyarakat, aparat pun banyak yang terpapar, dari Polri, TNI, ASN, dosen-dosen hingga rektor pun terpapar, karena kurangnya pengetahuan terhadap ini, sehingga tanpa disadari bisa terpapar, harus diberikan penguatan, apalagi TNI, sebagai benteng pertahanan Indonesia,” ungkap Mayjen Hendri Lubis.
Lebih lanjut, alumni Akmil tahun 1986 ini menekankan bahwa dibutuhkannya peran serta kesiapsiagaan dari jajaran TNI dalam menangkal penyebaran paham radikal terorisme tersebut. Begitu pun juga dengan gerakan-gerakan yang bisa mengganggu kedaulatan bangsa juga yang mengganggu dasar negara, Pancasila.
“Kita semua sebagai prajurit harus siap, ketika dibutuhkan, jika ada yang mengganggu kedaulatan bangsa, mengganggu Pancasila, dengan paham-paham yang salah, jangan sampai apa yang terjadi di Suriah sana terjadi juga di Indonesia. Untuk itu TNI juga harus siap terhadap hala-hal yang dapat menganggu keutuhan bangsa ini,” ungkap mantan Komandan Satuan Induk (Dansat Induk) Bais TNI ini.
Lebih lanjut, perwira timggi yang karir militernya banyak dihabiskan di pasukan ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini pun berharap kedepannya upaya penanggulangan terorisme bisa semakin berjalan efektif dengan dukungan semua pihak, termasuk dengan dukungan TNI di dalamnya demi terjaganya kedamaian di Indonesia.
“Kita berjuang untuk bangsa, saya harap kedepan kita bisa. Apalagi BNPT sendiri juga sudah melakukan MoU dengan TNI dan akan terus bersinergi. Dan kita semua harus berusaha demi menjaga bangsa dan negara ini,” ungkap mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini.
Dalam kegiatan ini hadir pula Waasintel KSAD Brigjen TNI Sudarji, Kapoksahli Pangdam Jaya Brigjen TNI Wahyudin serta jajaran prajurit Kodam Jaya.
Seperti diketahui, kegiatan Pembekalan Pencegahan Paham Radikal Terorisme bagi prajurit TNI-AD dan keluarganya yang diberikan oleh BNPT ini diselenggarakan oleh Staf Intelijen TNI-AD (Sintelad). Dan rencananya pembekalan ini akan berlangsung secara berkesinambungan di satuan TNI-AD.
Dan untuk kali ini jajaran Kodam Jaya yang mendapat giliran pertama menerima pembekalan tersebut. Demi menghidari penyebaran virus Corona atau Covid-19, kegiatan tersebut dibagi di tiga lokasi dan dilakukan secara serentak di jajaran Kodam Jaya.
Selain di Makodam Jaya, dua kegiatan lain diselenggarakan di Makorem 051/Wijayakarta (Wkt) yang diikuti jajaran prajurit dibawah Korem 051/ Wkt beserta satuan dibawahnya dengan narasumber Direktur Pencegahan BNPT Irjen Pol. Ir. Hamli, ME.
Sedangkan lokasi lain yakni di Aula Kodim 0506/Tangerang yang dihadiri prajurit prajurit dari jajaran Korem 052/Wijayakrama (Wkr) dan satuan dibawahnya dengan narasumber Kasubdit Kontra Propaganda, Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko.