Jakarta – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengaku sulit mendeteksi aliran dana terorisme. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan strategi aksi dari para pelakunya.
Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Rae, angkat bicara saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III di DPR-RI Senayan Jakarta, kemarin. Ia mengungkapkan, sulit memang karena meraka sudah tak terorganisir seperti halnya Al-Qaeda atau Jamaah Islamiyah lainnya.
Ia mengatakan bahwa menangani aliaran dana terorisme amatlah berbeda dengan tindak pidana pencucian Uang yang kerap terjadi saat hajatan politik berlangsung
.”Ini beda sama TPPU, lebih sulit menanganinnya dan mendeteksinya,” jelasnya.
Pasalnya aksi terorisme sangat sulit dipetakan dan kerap berpindah-pindah tempat dari daerah satu ke daerah lainnya.
Dian juga mengungkapkan bahwa pihaknya selalu berkomunikasi dengan PPB dan negara lainnya untuk mendeteksi aliran dana yang masuk ke para teroris yang ada di Indonesia.
” Nah kita pantau terus yang diluar kaya apa pergerakannya. Dari data yang kita dapat dari luar akan kita kembangkan siapa saja yang menerima, “ pungkasnya.