Potret Toleransi di Desa Muslim di Tengah Warga Tengger di Probolinggo

Probolinggo – Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten
Probolinggo, dikenal sebagai desa muslim di tengah warga Tengger
Bromo. Tingkat toleransi warga sangat tinggi. Baik sesama umat muslim
maupun antarumat beragama lain.

Toleransi dalam keberagamaan warga Desa Wonokerto, tak perlu diragukan
lagi. Begitu juga dengan kekompakan dan kesadaran terhadap lingkungan.
Sering warga membangun infrastruktur desa dengan cara swadaya. Salah
satunya pembangunan jalan rabat beton menuju masjid di Dusun 2. Juga,
membangun rumah warga yang tidak layak huni.

Kekompakan dan peran serta masyarakat ini sangat membantu dalam
peningkatan dan pembangunan di Desa Wonokerto.

“Alhamdulillah, toleransi dan kekompakan warga Desa Wonokerto, sangat
tinggi. Itu membuat kerukunan di desa kami sangat kental,” ujar Kepala
Desa Wonokerto Heri Dri Hartono dikutip dari radarbromo.

Toleransi warga yang berama Islam terlihat jelas saat warga Tengger
tengah merayakan hari keagaman (Hindu) mereka. Seperti, saat Hari Raya
Nyepi, warga Desa Wonokerto ikut terlibat dalam penjagaan di jalan,
sebagai bentuk menjaga toleransi antarumat beragama.

“Toleransi sesama umat muslim dan antarumat beragama masih tinggi di
tengah masyarakat Desa Wonokerto,” terangnya.

Selama bulan suci Ramadan, kata Heri, sejumlah kegiatan diadakan
bersama-sama oleh warganya. Mulai buka puasa bersama, perbaikan rumah
warga tidak mampu, dan pemasangan lampu sepanjang jalan gang desa.
Dengan begitu, masyarakat merasakan ketenangan, kenyamanan, dan
kerukunan bersama.

“Saat ada bencana banjir di Dringu, kami dari warga Desa Wonokerto
juga turun membantu meringankan korban banjir. Dengan menyalurkan
bantuan sayur-sayuran dari warga ke lokasi banjir,” ungkapnya.