Bintan – BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepulauan Riau, Rabu (24/10/2018), menggelar kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme di Kabupaten Bintan. Aparatur pemerintahan didorong berperan lebih aktif, mengingat potensi radikalisme di masyarakat masih tinggi.
Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letnan Kolonel (Laut) Setyo Pranowo, dalam sambutan mewakili Direktur Pencegahan di antaranya mengutip hasil penelitian oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, terkait potensi radikalisme di masyarakat, khususnya guru yang berstatus muslim. Dari 2.237 responden, 63% di antaranya menunjukkan sifat dan sikap intoleran.
“Kondisi ini jika tidak kita antisipasi bersama akan menjadi pemicu lahirnya aksi-aksi terorisme,” ungkap Setyo.
Setyo juga menukil data terbaru penindakan terhadap kejahatan terorisme, yaitu sudah ditangkapnya 353 orang terduga pelaku, 27 di antaranya diberikan tindakan tegas, terukur, dan terarah karena memberikan perlawanan saat ditindak.
“Yang patut digarisbawahi, mereka yang menjadi pelaku terorisme tingga membaur bersama kita di tengah kehidupan bermasyarakat. Aparatur di tingkat kelurahan dan desa memiliki potensi yang besar untuk terlibat secara aktif di langkah pencegahan,” urai Setyo.
Asisten I Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Raja Ariza, dalam paparan materi mengungkap sejarah di masa perang kemerdekaan di Kepulauan Riau. Dikatakannya, kelompok-kelompok yang tidak sejalan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah ada sejak dulu, namun bisa diatasi melalui koordinasi yang baik antarelemen di masyarakat.
“Penjajahpun bisa kita lawan dengan kebersamaan, demikian juga dengan PKI. Sekarang ada terorisme yang juga menjadi musuh kita bersama, harus bersama-sama juga kita lawan,” tegas Raja.
Raja yang sempat menjabat Plt. Walikota Pangkalpinang juga mengungkap strateginya dalam menjaga kondusifitas daerah yang dipimpinnya di masa pemilihan kepala daerah lalu. Strategi yang sama diakuinya bisa digunakan di upaya pencegahan terorisme.
“Rutin saya adakah coffe morning. Timses, kepala desa, lurah, Babinkamtibmas dan Babinsa saya kumpulkan, saya arahkan di pundak kalian keamanan daerah ini dipertaruhkan. Demikian juga terhadap ancaman terorisme, semuanya harus berperan,” pungkas Raja.
Kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme di Kabupaten Bintan diikuti oleh sekitar 100 aparatur di tingkat kelurahan dan desa, meliputi lurah, kepala desa, Babinkamtibmas dan Babinsa. Selain di Bintang, kegiatan yang sama sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018. [shk/shk]