Bamako – Satu pos militer di wilayah timur laut Mali diserang kelompok teroris. Sebanyak 53 tentara Mali tewas akibat serangan tersebut.
Pemerintah Mali menyebut serangan teroris itu sebagai salah satu serangan paling mematikan terhadap militer Mali dalam kekerasan militan belakangan ini.
Menteri Komunikasi Mali Yaya Sangare mengatakan dalam postingan di Twitter bahwa seorang warga sipil juga tewas dalam serangan di pos militer di Indelimane, di wilayah Menaka, dekat perbatasan dengan Niger pada Jumat (1/11) waktu setempat itu.
“Situasi telah terkendali. Pencarian dan proses identifikasi jasad-jasad masih berlangsung,” tutur Sangare seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/11) lalu.
Dikatakannya, 10 korban selamat ditemukan di lokasi. Pos militer tersebut mengalami kerusakan parah akibat serangan itu. Tidak disebutkan lebih rinci mengenai serangan tersebut.
Pemerintah juga telah mengerahkan bala bantuan untuk melacak para penyerang. Mereka juga meningkatkan jumlah tentara di kawasan tersebut agar penyerangan tidak terjadi lagi.
“Bala bantuan telah dikirim untuk mengamankan daerah itu dan memburu para penyerang,” demikian statemen pemerintah Mali.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Serangan ini terjadi sebulan setelah dua serangan militan menewaskan 40 tentara di dekat perbatasan dengan Burkina Faso.
Selama ini, tentara Mali memang tengah berjuang menghadapi pemberontakan militan yang telah menyebar dari kawasan utara menuju kawasan lain di negara tersebut, kawasan yang secara etnis cukup beragam dan sering bergejolak.
Kegagalan tentara Mali pada 2012 untuk menumpas pemberontakan membuat Mali Utara kini berada di bawah kendali militan terkait Al-Qaeda. Kampanye militer yang dipimpin Prancis pun dilancarkan untuk melawan para militan.
Namun para militan menyusun rencana yang tak terduga dan melebarkan serangan ke Mali bagian tengah dan selatan. Serangan juga meluas hingga ke Burkina Faso dan Niger.