Banda Aceh – Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXI Aceh-Sumut 2024
tidak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga, tetapi juga momen untuk
menunjukkan toleransi beragama yang kuat di Bumi Serambi Mekah. Aceh,
yang dikenal dengan penerapan syariat Islam yang kental, menunjukkan
sikap terbuka terhadap berbagai agama lainnya.
Selama pelaksanaan (PON) 2024 di Aceh, kisah-kisah toleransi beragama
menghiasi atmosfer kompetisi yang penuh semangat. Dalam suasana yang
damai, masyarakat Aceh menunjukkan sikap saling menghargai,
membuktikan bahwa keragaman dapat menjadi sebuah kekuatan.
Humas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kontingen Nusantara
Tenggara Timur, Marten Bana mengatakan, Toleransi beragama di Aceh
sangat luar biasa, hal tersebut langsung dirasakannya saat
menginjakkan kaki dibumi serambi Mekah.
“Awalnya saya merasa sedikit keberatan saat mendapatkan perintah
ditempat di Aceh, tapi hal yang luar biasa saya rasakan, keramahan
orang Aceh langsung saya rasakan sesat tiba di Bandara,” ujar Marten.
Diungkapkan Marten, dengan penerapan Syariat Islam di Aceh, namun
begitu terbuka dengan keberadaan non-muslim yang merupakan kesan yang
sangat baik. Selama di Aceh, dirinya dapat beribadah dengan nyaman dan
aman, tanpa ada gangguan dan gesekan dengan masyarakat tanah rencong
yang mayoritas muslim.
Hal serupa juga diungkapkan oleh, Wakil Ketua KONI Papua Tengah, Cesar
Alvianto Tunya merasa bangga dengan masyarakat Aceh, yang terbuka
untuk semua suku bangsa dan agama yang berkunjung ke Aceh. “Memang
Aceh sudah siap jadi tuan rumah, sehingga apapun toleransi itu
diberikan, termasuk untuk para atlet yang bertanggung selama PON ini,”
ungkap Caesar.
Melalui momen PON 2024, Aceh menunjukkan kepada seluruh Indonesia dan
dunia bahwa keragaman tidak hanya dapat berdampingan, tetapi juga
saling menguatkan. Dalam suasana yang penuh semangat persatuan,
harapan akan keberlanjutan toleransi beragama di Aceh semakin menguat,
sehingga dapat menjadikan provinsi ini sebagai contoh bagi daerah
lainnya.