Jakarta – Paham radikal kini mulai menyusup kepada seluruh komponen masyarakat. Tidak hanya warga biasa, anggota polisi pun bisa terpapar radikalisme dan terorisme.
Mengantisipasi hal ini, Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Candra Sukma Kumara meminta kepada para Polwan dan Bhayangkari (organisasi istri polisi) untuk senantiasa melindungi dan membentengi keluarganya agar tidak terpapar radikalisme dan terorisme.
“Kita sebagai anak bangsa harus mengamankan ini, karena ancaman itu tidak hanya datang dari luar tapi juga dari dalam. Ancaman itu ada mulai dari anak sekolah bahkan ada di tubuh kita TNI/Polri,” jelas Candra, Sabtu (19/10).
Menurut Candra, terorisme dan radikalisme adalah masalah ideologi yang tidak hanya bisa menyusupi warga biasa. Bahkan seorang intelektual pun bisa terpapar paham radikal.
“Polwan dan Bhayangkari memiliki peran penting dalam melindungi dan menjaga anak-anak dan keluarganya dari paham radikalisme,” kata Candra.
Baca juga : Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan Masuk Zona Merah Teroris
Kewaspadaan terhadap pengaruh radikalisme diharapkan lebih ditingkatkan. Polwan dan Bhayangkari diimbau untuk lebih peka akan lingkungan sekitar agar tidak terpapar bahaya radikalisme.
Bahaya radikalisme saat ini sudah tidak mengenal usia dan gender. Bahkan kaum intelektual pun dapat tersusupi paham radikalisme.
Selain upaya represif, aparat polisi juga melakukan tindakan preemtif-sekolah dan preventif. Salah satu upaya preventif adalah dengan adanya deradikalisasi di masyarakat.
“(Upaya) preventif. kita ada upaya deradikalisasi di masyarakat, kita libatkan tokoh agama, MUI. Penindakan kita koordinasi dengan Densus yang punya wewenang. Meski ada beberapa penangkapan di Tambun. tapi insyaallah aman. Kita sudah bentuk MoU,” tuturnya.
Polisi juga melakukan upaya deradikalisasi kepada anak-anak pelajar, salah satunya dengan menjadi imam salat Jumat.
“Sudah ada Satgas, bahkan sekolah-sekolahan. Yang kita lihat rentan untuk ini usia-usia dini sehingga kota harus buat perkuatan,” imbuhnya.
“Seperti diketahui, paham radikalisme sudah mulai menyusupi kaum intelektual bahkan aparat TNI/Polri. Salah satu adalah Polwan Nesti yang sudah dipersiapkan untuk meledakkan bangunan ini,” jelasnya.
Para Polwan dan Bhayangkari juga diimbau untuk tidak termakan isu yang belum tentu kebenarannya. Polwan dan Bhayangkari diharapkan menyaring informasi sebelum menyebarkannya kembali.
“Hindari kata-kata yang tidak sopan, mengandung unsur kebencian dan rasis,” dia menandaskan.