Jakarta – Pemerintah Indonesia mewaspadai kelompok teroris ISIS yang sudah kocar kacir di Marawi, agar tidak masuk ke Tanah Air. Untuk itu, Polri, TNI, dan pemerintah daerah (pemda) bekerja sama mencegah kemungkinan yang cukup berbahaya tersebut supaya tidak terjadi.
“Kita bekerjasama dengan TNI, bekerjasama dengan pemerintah daerah, terus bekerjasama dengan masyarakat,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan, Jumat (20/10/2017).
Menurut Setyo, kerjasama dengan TNI berupa pengiriman pasukan di wilayah yang terdekat dengan Filipina. Polisi juga turun langsung ke masyarakat untuk mencegah masuknya militan yang kian terjepit di Marawi.
“Kita mengirim pasukan ke perbatasan bersama-sama dengan TNI di Sulawesi Utara. Kemudian bhabinkamtibmas kita itu juga bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk mengantisipasi itu,” ujarnya.
Walau demikian, hingga kini belum diketahui apakah sudah ada anggota kelompok ISIS yang masuk ke wilayah Indonesia. Polri sendiri belum mendapat laporan mengenai itu.
Kapolri Jenderal Tito Karnvian pun sudah menjelaskan pola pencegahan masuknya militan ISIS masuk ke Tanah Air. Yakni menyiapkan dua bentuk pintu pengawasan, front door dan back door.
“Front Door melalui jalur udara, itu melalui Jakarta, Manila, Filipina. Back door melalui kepulauan yang ada di utara. Sulawesi Utara dan Kalimantan Utara. Di sana sudah diperkuat dengan angkatan TNI dan Brimob, sudah bekerja sama dengan masyarakat di sana juga,” katanya.
Sebelumnya pemerintah Filipina menyebut Marawi sudah aman dari ancaman militan ISIS pascatewasnya dua pimpinan kelompok tersebut, yakni Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute.
Sedangkan Menhan RI Ryamizard Ryacudu khawatir jika ada militan yang lari ke wilayah Indonesia. “Filipina selatan sudah aman. Nah, sekarang mereka (militan) menyebar. Nah, ini harus diwaspadai terutama jika lari ke Indonesia timur,” katanya.