Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan Polri terus mengawasi perkembangan terkait terorisme di Tanah Air. Pada tahun politik, ada sejumlah pendekatan yang akan dilakukan Polri dalam penanganan kasus-kasus terorisme. Salah satunya melalui Densus 88 Antiteror berupa kegiatan yang sifatnya soft approach sampai dengan mengamankan atau biasa disebut dengan preventive strike.
“Terkait dengan langkah-langkah dan upaya, khususnya di tahun pemilu, terhadap perkembangan teroris, tentunya Polri dalam hal ini Densus 88 Antiteror, tentunya terus melakukan kegiatan mulai yang sifatnya soft approach sampai dengan yang saat ini kami ubah menjadi langkah-langkah yang sifatnya pencegahan dan mengamankan atau biasa disebut dengan preventive strike,” jelas Kapolri dikutip Senin (31/7/2023).
Kapolri menyampaikan itu kepada wartawan saat menghadiri BNPT Awards 2023 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023). Kapolri menuturkan hal yang sama dilakukan Polri dalam pengamanan acara-acara bertaraf internasional seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 serta KTT ASEAN.
Kapolri juga menyebut Densus 88 terus memantau pergerakan kelompok-kelompok yang terafiliasi dengan teroris. Kapolri mengatakan dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut memanfaatkan perbedaan pandangan atau isu SARA untuk memecah belah masyarakat.
“Tentunya menghadapi tahun pemilu, strategi tersebut terus kami lanjutkan karena kami juga memahami bahwa ada potensi yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang terafiliasi dengan kelompok teroris untuk menumpang. Kemudian dengan potensi-potensi yang mereka bisa ikut, khususnya pada saat terjadi perbedaan pendapat atau konflik, apalagi kemudian itu menggunakan isu-isu SARA, tentunya kami mengantisipasi,” beber Kapolri.
Menurut Kapolri, pendekatan humanis juga dilakukan terhadap mantan-mantan narapidana kasus terorisme (napiter). Dalam hal ini, Polri juga meningkatkan dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kementerian Agama (Kemenag) hingga tokoh-tokoh agama.
Kapolri juga menyebut pendekatan selanjutnya adalah dengan tindakan tegas apabila ada pihak-pihak yang berpotensi membahayakan dan mengganggu jalannya pemilu. Kapolri menekankan Polri, dibantu TNI, terus mewaspadai ancaman terorisme jelang pemilu.
“Tentunya terhadap yang potensial dan mengarah pada aksi-aksi yang tentunya akan berdampak membahayakan, mengganggu jalannya proses pemilu, ya kita melakukan penangkapan,” ujar Kapolri.
“Seluruh anggota kita, didukung oleh Bapak Panglima TNI tentunya, terus waspada di wilayah kita yang menjadi basis dari kelompok-kelompok itu,” pungkas Kapolri.