Jakarta – Polri menyebut belasan terduga teroris jaringan Jamah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap di Merauke, Papua, memiliki hubungan dengan beberapa terduga teroris di wilayah lain. Salah satunya dengan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan penangkapan terduga teroris di Merauke itu merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris di Makassar.
“Ya sekali lagi ada kontak di antara mereka itu. Karena memang kasus di Merauke itu hasil pengembangan dari Makassar. Jadi Makassar, Balikpapan, dan Merauke itu ada saling keterkaitan kelompoknya (Villa Mutiara),” ujar Rusdi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/6/2021).
Rusdi menjelaskan, seluruh terduga teroris yang ditangkap di Merauke itu sudah saling mengenal. Bahkan, mereka juga pernah mengaji bersama.
“Tidak hanya itu bergabung dalam satu grup WA, di antara mereka sudah saling bisa kenal orang-orang di Merauke. Mereka bahkan pernah ketemu,” ucapnya.
Seperti diketahui, sebanyak 11 terduga teroris tersebut berasal dari Makassar yang terpaksa menyingkir karena Densus 88 sedang gencar-gencarnya melakukan penegakan hukum pasca bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
“Di antara mereka ada yang keluar dari Makassar menuju ke Merauke. Karena apa? Karena aktivitas penegakan hukum yang tinggi, yang dilakukan oleh Densus terhadap kelompok-kelompok teroris di tanah air, seperti itu,” kata Rusdi.
Rusdi menjelaskan, ke-11 terduga teroris tersebut mendapat paham radikal saat berada di Merauke. Mereka kemudian membangun jaringan.