“Sampai saat ini Mabes Polri belum menerima salinan dokumen tersebut. Apakah penemuan paspor tersebut diduga ada kaitan dengan tiga orang yang tewas dalam baku tembak atau tidak,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul kepada wartawan di Kompleks Mabes Polri, Rabu (26/42017).
Dikatakan, Polri yang tergabung dalam organisasi Polisi ASEAN masih menunggu informasi dari kepolisian Filipina. “Ini menjadi bagian yang akan dijadikan bahan informasi. Terkait dokumen paspor yang ditemukan di sana, kita menunggu data-data paspor tersebut dari kepolisian Filipina,” jelasnya.
Dari beberapa tersangka terorisme di Indonesia yang berhasil ditangkap, mengaku pernah melakukan pelatihan di wilayah Filipina Selatan. Para teroris di Indonesia terafiliasi dengan Abu Sayyaf di wilayah Filipina Selatan.
Beberapa teroris yang terafiliasi dengan Abu Sayyaf juga mendapatkan pasokan senjata dari Filipina. “Mereka masuk ke wilayah Filipina di sana ditampung, dilatih oleh militan Abu Sayyaf,” kata Martin Sitompul.
Dijelaskan, beberapa pelaku terorisme yang sudah ke tahap peradilan mengungkapkan daerah tersebut memang dijadikan tempat pelatihan milisi Abu Sayyaf, kelompok teror yang berafiliasi dengan ISIS di Suriah.
Seperti diberitakan, Minggu (24/4/2017), tiga orang militan Abu Sayyaf tewas dalam baku tembak dengan pasukan bersenjata Filipina di Clarin Bohol. Tiga senjata api berhasil diamankan seperti M16 dan senapan M14.