Jakarta – Markas polisi kerap menjadi sasaran teror baik penyerangan maupun aksi bom bunuh diri. Pada Senin (14/5/2018) silam, Polrestabes Surabaya dibom, tepatnya di depan gerbang yang mengakibatkan anggota serta warga terluka.
Berikutnya pada Rabu (13/11/2019) giliran Mapolrestabes Medan, Sumut yang di bom. Pelaku masuk berpura-pura ingin mengurus SKCK. Saat tiba di halaman dekat kantin ruang SKCK, pelaku meledakkan bom yang dililitkan di tubuhnya. Akibat ledakan ini, enam polisi terluka.
Teranyar pada Senin (1/6/2020) dini hari, Polsek Daha Selatan, Kalsel diserang oleh pelaku yang diduga simpatisan ISIS. Selain menyerang anggota menggunakan samurai hingga menyebabkan Brigadir Leonardo Latupapua tewas. Pelaku juga membakar mobil patroli di halaman polsek.
Sayangnya pelaku ditembak hingga tewas oleh polisi karena melawan saat hendak ditangkap. Kasus ini terus diselidiki Polda Kalsel berkoordinasi dengan Densus 88.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan Polri tidak goyah dengan teror yang menyasar markas kepolisian.
“Kami semua tetap waspada,” ucap Argo di Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Argo mengatakan sebagai upaya antisipasi, keamanan di seluruh markas polisi di Indonesia akan ditingkatkan. Kamera pengawas atau CCTV juga dipastikan bekerja dengan baik.
“Pastinya semua CCTV di markas kepolisian dicek kembali, yang sudah ada dipastikan berfungsi dengan baik. Yang belum terpasang harus segera terpasang,” tambahnya.
Peningkatan pengamanan juga dilakukan dengan memeriksa barang bawaan warga yang masuk ke markas kepolisian. Pemeriksaan bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan alat seperti mesin X-ray.