Jakarta – Polisi masih mendalami kasus vanadalisme provokatif yang dilakukan oleh kelompok Anarcho Syndicalism. Kelompok tersebut diduga beraksi secara tidak terstruktur dengan motivasi tidak lebih dari ingin membuat kekacauan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, para anggota kelompok ini biasa mengandalkan grup media sosial ketika beraksi. “Ini sementara masih didalami terus oleh tim. Apakah kemungkinan ada aktor dibelakangnya atau yang membiayai,” kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, (13/4).
Yusri mengatakan, sejauh ini pihaknya memastikan bahwa kelompok ini hanya bertujuan membuat onar. Bahkan barang bukti yang diamankan dari para pelaku mirip barang bukti kasus terorisme. Banyak buku-buku kekerasan hingga buku pembuatan bom ditemukan.
“(Barang bukti) Buku-buku pelajaran (berbuat anarki), sama seperti teroris. Mereka kan anarko, vandalisme. Tugasnya cuma bikin rusuh,” jelasnya.
Sebelumnya, di tengah pandemi Covid-19, warga Kota Tangerang, Banten digegerkan dengan sejumlah aksi vandalisme yang dilakukan sekelompok pemuda. Mereka membuat tulisan bernada berita bohong atau hoax dan provokatif.
Setelah dilakukan pengejaran, polisi berhasil mengamankan 5 orang pelaku. Mereka adalah MRR, 21; AAM, 18; RIAP, 18; RJ, 19; dan RK. Para pelaku ini membuat tulisan dengan kalimat ‘sudah krisis saatnya membakar’ dengan cat pilox di tembok sebuah toko di Pasar Anyar Jalan Kiasnawi Kelurahan Sukarasa, Kecamatan Tangerang.
Masih di komplek pasar yang sama, pelaku juga membuat tulisan lain dengan kalimat ‘kill the rich‘, disertai lambang huruf ‘A‘. Pelaku juga membuat tulisan lain ‘mati konyol, apa mati melawan‘ dan ‘sudah krisis mari membakar‘ di tembok Jalan Kali Pasir, Kota Tangerang.