Jakarta – Terduga teroris Bahrun Naim dikabarkan tewas pada Kamis, 30 November 2017. Namun demikian pihak Polri masih menelusuri kebenaran kabar yang tersebar melalui Whatsapp Group tersebut.
Kabag Penum Polri Kombes Martinus Sitompul mengaku sudah mendapat kabar tersebut dari media sosial. “Semua informasi bagi kami perlu kami kaji dan uji,” kata Martinus sepertidikutip okezone.com, Senin (4-12/2017).
Untuk mengklarifikasi kebernaran atas kabar tersebut, Polri berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Atase Kepolisian di Turki dan Interpol. “Koordinasi dengan Kemlu dan semua akses yang ada di Polri,” katanya.
Terkait sosok Bahrun Naim sendiri, pengamat intelijen dan terorisme, Taufik Andrie, menilai sebagai sosok yang berpengaruh dalam aksi terorisme di Indonesia.
Menurut pria yang juga Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Damai ini, tidak membutuhkan banyak upaya untuk kampanye propaganda di dunia maya seperti yang dilakukan Bahrun Naim guna memengaruhi pengikutnya.
Seperti diketahui, Bahrun Naim disebut-sebut sebagai dalang aksi teror bom Thamrin, Jakarta Pusat, pada Januari 2016. Bahrun yang kerap disebut sebagai pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini merupakan perekrut sejumlah teroris dari Indonesia.
Bahrun kerap mengajarkan cara membuat bom melalui grup-grup Telegram internal teroris.
Peran Bahrun Naim juga terungkap dari sel kelompok teroris yang diungkap di Bintara Jaya 8 Bekasi. Ditemukan bom panci dengan daya ledak tinggi hingga radius 300 meter.
Namun, aksi teror ini berhasil digagalkan Densus 88 melalui pengungkapan dan penangkapan tiga orang terduga teroris, yakni Muhammad Nur Solikin alias Abu Ghurob, Agus Supriyadi alias Agus bin Panut Harjo Sudarmo, dan Diyan Yulia Novi sebagai calon “pengantin” bom bunuh diri.