Polresta Kediri Sosialisasikan Bahaya Radikalisme di Kalangan Pelajar

Kediri – Perkembangan dunia maya saat ini telah menyebabkan tidak ada sekat antara satu dan lainya. Semua terkoneksi melalui jaringan internet yang dapat menghubungkan kapanpun dan dimanapun tanpa mengenal batasan waktu. Kemudahan tersebut seringkali digunakan oleh orang atau kelompok yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan berita hoax, ujaran kebencian, propaganda radikalisme dan paham anti-Pancasila.

Untuk menyikapi perkembangan dan situasi keamanan tersebut, Polres Kediri Kota, Satuan Binmas melaksanakan kegiatan sosialisasi. Seperti dikutip dari laman www.jatimtimes.com Kanit Bintibmas Sat Binmas Polresta Kediri Ipda Cham Sunarko melaksanakan Sosialisasi Promoter Poin Ke – 8 di SMAN 4 Kota Kediri, Rabu (17/1/2018). Sosialisasi yang bertempat di aula SMAN 4 dimulai pukul 08.00 – 09.30 WIB dan diikuti 106 pelajar kelas X dan XI. Materi yang disampaikan tentang membangun daya cegah pelajar terhadap radikalisme, terorisme dan ideologi anti-Pancasila.

“kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari kebijakan kapolri tentang promoter, khususnya program membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap kamtibmas,” kata Kasat Binmas AKP Kus Sumardi SH MH.
AKP Kus mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya preventif terhadap upaya disintegrasi bangsa, serta mencegah berkembangnya ideologi anti-Pancasila di wilayah Kediri. “Kegiatan ini sebagai upaya antisipasi munculnya terorisme, radikalisme, separatisme dan ideologi anti-Pancasila yang semakin marak terjadi di berbagai daerah Indonesia,” tambahnya.

Maraknya organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang mulai meninggalkan dan tidak mau menjadikan Pancasila sebagai Ideologi dan masifnya penyebaran berita hoax di medsos dapat menyebabkan perpecahan bahkan menyulut kebencian antar kelompok bahkan agama.

“Hanya satu untuk menghadapi hal tersebut yaitu dengan membangun daya cegah dan tangkal masyarakat. Dengan munculnya proteksi dari diri warga masyarakat yang baik individu maupun kelompok akan lebih mudah menolak masuknya terorisme, radikalisme dan separatisme maupun anti ideologi Pancasila khususnya di kalangan pelajar,” pungkas Kus Sumardi.