Polisi Hong Kong Tangkap 5 Orang Lainnya Terkait Rencana Serangan Bom

Hong Kong – Kepolisian keamanan nasional Hong Kong menangkap lima orang lainnya terkait rencana pengeboman di kota tersebut. Penangkapan ini dilakukan saat ketegangan politik meningkat saat China memperketat kontrol atas Hong Kong.

Dikutip dari Associated Press, Senin (12/7/2021), lima tersangka yang terdiri atas empat laki-laki dan satu perempuan itu ditangkap atas dugaan bersekongkol untuk merencanakan aktivitas teroris.

Penangkapan dilakukan di bawah undang-undang (UU) keamanan nasional yang diberlakukan oleh China di Hong Kong sejak tahun lalu, sebagai bagian dari upaya memberantas perbedaan pendapat di kota yang selama menikmati kebebasan yang tidak dirasakan warga China daratan.

Pekan lalu, Kepolisian Hong Kong menangkap sembilan tersangka, termasuk enam siswa sekolah menengah, atas dugaan berencana memproduksi dan menaruh bahan peledak di berbagai wilayah Hong Kong, termasuk di pengadilan, terowongan lintas pelabuhan dan tong-tong sampah di jalanan.

Saat itu, kepolisian menyatakan pihaknya menemukan banyak bahan kimia di dalam sebuah kamar hostel yang dioperasikan sebagai laboratorium merakit bom.

Polisi juga menyita triacetone triperoxide (TATP) di dalam kamar hostel itu. TATP banyak digunakan dalam serangan oleh ekstremis di Israel dan London, Inggris.

Pada Senin (12/7) waktu setempat, Kepolisian Hong Kong menyatakan pihaknya tidak mengesampingkan penangkapan lebih lanjut terkait kasus ini.

Otoritas Hong Kong diketahui menggunakan UU keamanan nasional untuk menangkap banyak aktivitas pro-demokrasi terkemuka di kota tersebut. Beberapa aktivis lainnya melarikan diri ke luar negeri.

UU tersebut menghukum tindakan yang dianggap sebagai subversi, pemisahan diri, terorisme dan kolusi dengan kekuatan asing — dengan ancaman hukuman maksimum penjara seumur hidup. Otoritas setempat berulang kali menyatakan UU itu ‘memulihkan stabilitas’ di Hong Kong.

Penangkapan terbaru ini dilakukan saat China berupaya meningkatkan kontrol atas Hong Kong. Sedikitnya tujuh editor, pejabat eksekutif dan jurnalis terkemuka dari surat kabar Apple Daily yang pro-demokrasi ditangkap polisi. Aset-aset surat kabar itu dibekukan dan operasionalnya dihentikan sejak dua pekan lalu.