Polisi Filipina Tetapkan 2 Anggota Kelompok Pro ISIS Tersangka Bom
Gereja Misa Katolik di Mindanao

Manila – Polisi Filipina menetapkan dua orang yang dicurigai terlibat
dalam ledakan mematikan yang menewaskan empat orang dalam sebuah Misa
Katolik di Gimnasium Universtias Negeri Mindanao, Filipina Selatan,
akhir pekan lalu.

Para tersangka  mendalangi serangan di Marawi adalah anggota
Daulah-Islamiyah Maute. Ini adalah sebuah kelompok militan pro-ISIS
yang menguasai kota tersebut pada 2017 dan bertahan selama lima bulan
dalam serangan darat dan serangan udara yang dilancarkan oleh militer.

Pada sebuah konferensi pers, Polisi Filipina menyebut identitas para
tersangka yakni Kadapi Mimbesa, 35 tahun, dan Arsani Membisa, yang
usianya tidak disebutkan. Keduanya memiliki surat perintah penangkapan
yang masih berlaku atas kejahatan seperti pembunuhan dan penculikan.

Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut
dengan mengatakan bahwa salah satu anggotanya meledakkan bom tersebut.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menyalahkan “teroris asing”
atas ledakan tersebut.

“Kami akan mengajukan kasus yang sesuai terhadap para tersangka yang
teridentifikasi bersama dengan John Do,” kata Brigadir Jenderal Allan
Nobleza, direktur polisi regional, dilansir dari Malay Mail.

Ia juga menyebut dirinya telah mengupayakan sumber daya yang dimiliki
untuk segera mengambil tindakan hukum.

“Kami mengerahkan sumber daya kami untuk memastikan para pelaku
dipenjara,” tegasnya.

Kedua pasangan ini diketahui berada di Provinsi Lanao del Sur, tetapi
mereka juga melakukan operasi kriminal di provinsi tetangga, Lanao del
Norte.

Sebelumnya, Polisi menyebut, Kadapi Mimbesa memiliki surat perintah
penangkapan yang tertunda untuk penculikan dan kepemilikan bahan
peledak ilegal, dengan hadiah penangkapan sebesar 600.000 peso
(RM50.691). Sementara Arsani Membisa dicari atas kasus pembunuhan.