Manila – Kepolisian Filipina mengumumkan penangkapan seorang militan pro-ISIS yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil dalam serbuan di kota Marawi, tahun lalu.
Seperti dilansir AFP dan CNN Filipina, Senin (5/3/2018), militan pro-ISIS bernama Nasser Lomondot alias Muhammad Lomondot ini ditangkap di Tondo, Manila pada Sabtu (3/3) waktu setempat. Dia ditangkap beberapa bulan setelah melarikan diri dari pertempuran di Marawi.
CNN Filipina melaporkan Lomondot sebagai salah satu pemimpin kelompok Maute yang menguasai Marawi tahun lalu. Maute telah menyatakan sumpah setia kepada ISIS dan otoritas FIlipina menyebutnya sebagai militan pro-ISIS.
“Dia (Lomondot-red) terlibat dalam pembunuhan warga sipil tak bersalah dan melakukan kekerasan terhadap sandera wanita dan anak-anak,” sebut salah satu juru bicara militer Filipina, Mayor Ronald Suscano, kepada wartawan setempat, dikutip dari cnnindonesia.com.
Saat pasukan pemerintah Filipina bertempur melawan militan pro-ISIS di Marawi, Lomondot mengarahkan serangan terarah di kota Marantao, yang tak jauh dari Marawi. Baik Maranto maupun Marawi berada di wilayah Provinsi Lanao del Sur.
“Dia merupakan salah satu perencana kunci dalam serangan di kota Marantao … sementara pertempuran (di Marawi) masih berlangsung,” ujar Suscano.
Kepala Kepolisian Manila, Oscar Albayalde, menyatakan Lomondot ditangkap bersama seorang militan pro-ISIS lainnya yang disebut bernama Rizasalam Lomondot. Polisi menyebut keduanya terlibat dalam pembunuhan, kekerasan, penyanderaan dan perencanaan serangan ke Marawi. Kepolisian menyita sebuah granat tangan dan sebuah pistol kaliber 45 dari kedua militan.
Ratusan pria bersenjata mengibarkan bendera kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Marawi yang mereka serbu pada Mei 2017. Penyerbuan itu memicu pertempuran sengit selama lima bulan antara militer Filipina dan para militan pro-ISIS yang menewaskan lebih dari 1.100 orang.
Bulan lalu, militer Filipina memperingatkan bahwa militan yang kaburdari Marawi telah mengumpulkan 200 pria bersenjata untuk melancarkan upaya kedua membangun kekhalifahan ISIS di Filipina bagian selatan.