Polisi Belgia Tangkap 8 Terduga Teroris yang Siap Lakukan Serangan

Brussels – Kepolisian Belgia menangkap sebanyak delapan orang terduga teroris dalam operasi kontraterorisme di negara itu. Operasi itu bertujuan untuk menggagalkan kemungkinan serangan yang akan dilakukan kelompok-kelompok teroris. Kabar itu diungkapkan Kantor Kejaksaan Federal Belgia di Brusserls, Selasa (28/3/2023).

Kepolisian Federal Antwerpen melakukan lima penggeledahan di Merksem, Borgerhout, Deurne, Sint-Jans-Molenbeek dan Eupen pada Senin malam atas permintaan hakim investigasi. Kantor kejaksaan mengatakan lima orang ditangkap, tetapi tidak memberikan rincian tentang apa yang ditemukan.

 “Setidaknya dua orang yang terlibat dicurigai merencanakan serangan teroris di Belgia. Target serangan belum ditentukan,” kata jaksa penuntut.

Sementara itu, Kepolisian federal Brussel melakukan penggerebekan di daerah sekitar Zaventem, Sint-Jans-Molenbeek dan Schaerbeek sebagai bagian dari kasus terpisah, dan menangkap tiga orang.

“Orang-orang ini juga diduga berencana melakukan serangan teroris di Belgia,” kata kantor tersebut.

“Ada kaitan antara kedua kasus tersebut, tetapi penyelidikan lebih lanjut harus mengungkapkan sejauh mana kedua kasus tersebut saling terkait.”

Penyiar Belgia RTBF melaporkan bahwa kasus Brussel dan Antwerpen awalnya berfokus pada dua orang ang dicurigai melakukan radikalisme kekerasan. Penyelidikan mengungkapkan hubungan antara keduanya, dengan individu yang berpotensi.

Penangkapan itu terjadi saat tersangka anggota sel teroris yang melakukan serangan mematikan di Belgia tujuh tahun lalu diadili. Para terdakwa menghadapi dakwaan termasuk pembunuhan, percobaan pembunuhan dan keanggotaan, atau partisipasi, aksi kelompok teroris, serangan pada jam sibuk pagi hari di bandara utama Belgia dan di jalur komuter pusat pada 22 Maret 2016.

32 orang tewas di Brussel pada insiden tersebut, dan sekitar 900 orang luka-luka atau mengalami trauma mental.

Di antara para tertuduh pelaku serangan adalah Salah Abdeslam, satu-satunya yang selamat dari kelompok ekstremis Daesh yang pada 2015 menyerang teater Bataclan di Paris, kafe kota, dan stadion nasional Prancis. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat atas kekejaman di ibu kota Prancis.