Nunukan – Ancaman dari kelompok teroris ISIS masih menjadi perhatian serius sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini sangat mengkhawatirkan kelompok teroris ISIS bisa masuk ke masing-masing wilayah dan membuat kekacauan. Apalagi baru-baru ini Malaysia berhasil menangkap terduga teroris, di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI).
Inspektur Polis Di Raja Malaysia (PDRM) Tawau, Fuad Ahmad mengatakan, masalah kelompok teroris ISIS merupakan masalah internasional, yang saat ini sedang digempur oleh 4 negara. Seperti Indonesia, Malaysia, Brunei dan Filipina. Kerja sama empat negara tersebut dalam menumpas kelompok teroris ISIS akan membuat wilayah ini menjadi aman.
“Meski sudah dilakukan penangkapan, namun perlawanan kelompok terorisme ISIS ini harus diwaspadai.Tekad kami adalah memusnahkan anggota kelompok teroris. Kami tidak boleh kalah dengan agenda mereka dan harus selangkah lebih maju untuk sama-sama membangun kekuatan dan berbagi informasi, untuk megalahkan mereka,” kata Fuad Ahmad seperti dilansir ‘dailysabah’, Selasa (26/12/2017).
Sememtara itu, LO Polri Konsulat Sabah, Komisaris Polisi (Kompol) Nafi Arman menjelaskan, sekitar dua pekan lalu telah ditangkap empat terduga anggota kelompok teroris ISIS oleh PDRM. Empat orang yang ditangkap adalah WNI yang hendak menuju wilayah Filipina Selatan. Mereka dari Sandakan melalui jalur tidak resmi. Keempat WNI itu ada yang berasal dari Banten dan Aceh.
“Mereka itu menuju perairan Tagana, tetapi berhasil dicegah oleh Polis Marin (angkatan laut) di perairan Sandakan. Berdasarkan pemeriksaan, mereka ini ada indikasi mau bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf. Maka mereka langsung diserahkan ke unit Anti Terorisme,” jelas Kompol Nafi Arman.
Terkait hal tersebut, pihaknya mengungkapkan, masuknya anggota kelompok teroris itu melalui perairan Indonesia, karena banyaknya jalur tikus yang dimiliki. Sehingga pentingnya identifikasi, dan deteksi . Jadi harus lebih ketat untuk mengawasinya, baik di jalur resmi maupun ilegal.
“Tokoh utama dari jaringan kelompok Abu Sayyaf yang sudah berbai’at di ISIS, salah seorang di antaranya adalah orang Tawau. Dia berasal dari Indonesia dan sudah menjadi pentolan kuat dan ahli strategi kelompok Filipina selatan. Jika kita berbicara Tawau akan berkaitan dengan Nunukan, Sebatik, dan Tarakan, pikiran kita pasti kesitu. Dia akan menjadikan lingkungan kita itu sebagai tempat transit,” ujarnya.
Dikatakan, dalam rentang waktu yang hampir bersamaan, polis Marin juga menembak mati seorang pria jaringan Abu Sayyaf yang melawan pada saat ditangkap. Nafi Arman berharap dengan penangkapan tersebut, Indonesia dan Malaysia menjadi lebih waspada, untuk memberantas jaringan pelaku pemberontak, penculikan, dan pembunuhan seperti ISIS.