Denpasar – Kepolisian Daerah (Polda) Bali memetakan sebanyak tujuh potensi kerawanan saat hari raya Natal dan tahun baru (Nataru) 2024. Isu terorisme turut masuk dalam daftar potensi kerawanan tersebut.
“Sementara dari hasil pemetaan ada beberapa potensi kerawanan yang sudah diantisipasi,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan di ruang kerjanya, Senin (18/12/2023).
Jansen menuturkan potensi kerawanan pertama berupa kejahatan konvensional seperti pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan, pencurian sepeda motor (curanmor), dan sebagainya. Kerawanan ini muncul akibat peningkatan mobilitas dan kegiatan masyarakat selama Nataru.
Potensi kerawanan kedua adalah peningkatan mobilitas orang dan kendaraan terutama masuk ke Bali dalam rangka Nataru. Jansen mengatakan lonjakan mobilitas orang ke Bali terjadi akibat liburan akhir tahun.
“Itu juga sudah dilakukan antisipasi, di titik-titik pelabuhan kemudian bandara,” terang mantan Kapolresta Denpasar itu.
Potensi kerawanan berikutnya adalah penumpukan orang dan kendaraan di akses pintu masuk Bali, seperti Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padang Bai, dan beberapa pelabuhan. Total ada lima pelabuhan yang diantisipasi oleh Polda Bali.
Selain itu, peredaran narkoba maupun berbagai barang ilegal juga turut menjadi potensi kerawanan saat Nataru. Menurut Jansen, Bali sebagai tempat pariwisata tidak menutup kemungkinan ada keinginan atau niat untuk bisa happy dengan memakai narkoba.
Perwira menengah (Pamen) Polri dengan pangkat melati tiga itu menegaskan jika Polda Bali tengah berupaya mengantisipasi hal tersebut. “Kami antisipasi untuk memutus mata rantai peredaran gelap narkoba ini dan barang-barang ilegal lainnya,” tegas Jansen.
Potensi kerawanan yang kelima, yaitu kelangkaan stok bahan bakar minyak (BBM) dan pangan. Polda Bali, kata Jansen, sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk bisa mengantisipasi bersama agar tidak ada kelangkaan stok BBM maupun bahan pangan.
Polda Bali juga memasukkan aksi terorisme dalam daftar potensi kerawanan Nataru. Aksi teror ini biasanya menyasar tempat ibadah dan lokasi daya tarik wisata. Jansen juga menyebut polisi sudah memetakan dan melakukan berbagai langkah antisipatif.
Potensi kerawanan terakhir adalah terkait keributan yang dapat menyebabkan perkelahian maupun penganiayaan di tempat-tempat hiburan dan atau lokasi perayaan natal maupun tahun baru. Hal ini biasanya terjadi di tempat kumpul malam pergantian tahun.
“Di titik kumpul pergantian tahun baru kami juga sudah antisipasi tempat-tempat yang biasa di daerah sepanjang Pantai Kuta dan di tempat tempat lainnya. Kami sudah berkoordinasi melakukan langkah-langkah antisipasi di sana,” ungkap Jansen.