Surabaya – PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyambut gembira penyusunan Standard Operational Procedur (SOP) Sistem Keamanan Obyek Vital (Obvit) Ketenagalistrikan. Ia berharap SOP ini nantinya benar-benar mampu melindungi Obvit Ketenagalistrikan yang merupakan sumber energy utama di Indonesia.
“Kami menyambut baik adanya SOP ini. Makanya pada Focus Group Discussion (FGD) SOP Sistem Keamanan Obvit Ketenagalistrikan di Surabaya, kami menghadirkan perwakilan petugas kami dari Jawa dan Bali. Tujuannya, agar mereka bisa memberikan masukan langsung dari lapangan agar SOP ini nanti benar-benar efektif dan tepat guna dalam melindungi fasilitas PLN di seluruh Indonesia,” ungkap Deputi Manager Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Keamanan Lingkungan (K3L) PT PLN PUsat, Achmad Syah, acara FGD SOP Sistem Keamanan Obvit Ketenagalistrikan di Hotel Java Paragon, Surabaya, Kamis (25/8/2016).
Menurut Achmad Syah, ancaman kerawanan Obvit Ketenagalistrikan yang timbul dari luar berupa aksi demontrasi, bencana alam, terorisme dan spionase, perusakan IT dan kekurangan pasokan energi. Tapi dari berbagai ancaman itu, teror bom menjadi ancaman dari luar yang paling serius.
Ia melanjutkan, ketenagalistrikan sangat penting untuk mendapatkan perlindungan keamanan dari ancaman aksi terorisme karena Listrik merupakan pendorong kegiatan ekonomi. Jika terjadi serangan teror terhadap obyek vital ketenagalistrikan tentu akan dapat menggangu sendi-sendi perkeonomian di Indonesia. Ia menjelaskan instalasi penyaluran tenaga listrik sendiri terdiri dari tiga bagian utama, yaitu distribusi, transmisi dan pembangkit. Sementara bagian paling rawan di PLN adalah gardu induk yang berfungsi sebagai saklar. Hal itulah yang menjadikan gardu induk termasuk obvitnas yang harus diamankan.