Jakarta- Pihak berwenang Rusia dilaporkan telah menangkap seorang
tersangka pemodal serangan gedung konser di Balai Kota Crocus, Moskow,
pekan lalu yang menewaskan 143 orang. Ukraina disebut telah membayar
“sejumlah besar” uang kepada para pelaku.
“Tersangka lain yang terlibat dalam skema pendanaan teroris telah
diidentifikasi dan ditahan,” kata Komite Investigasi Rusia dalam
sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa orang tersebut telah
ditempatkan dalam penahanan pra-sidang, muat AFP dan The Moscow Times
dikutip Minggu (31/3/2024).
Diketahui sebelumnya para petinggi Rusia, termasuk Presiden Vladimir
Putin, tak menyanggah ISIS terlibat. Namun mereka terus mengatakan
bahwa Ukraina dan negara-negara Barat ikut bertanggung jawab atas
pembunuhan massal tersebut.
Komite Investigasi Rusia pada hari Kamis mengklaim bahwa mereka telah
memperoleh “informasi yang dapat diverifikasi bahwa pelaku serangan
teroris menerima sejumlah besar uang dan mata uang kripto. Inilah yang
digunakan dalam mempersiapkan kejahatan tersebut di mana semuanya
berasal dari Ukraina.
“Hubungan teroris yang ditahan dengan kaum nasionalis Ukraina
diperoleh dari pemeriksaan perangkat elektronik mereka dan
menganalisis transaksi keuangan,” kata Komite Investigasi Rusia lagi.
Ukraina sendiri dan sekutu Baratnya, termasuk Amerika Serikat (AS),
membantah hal tersebut. Mereka menggambarkan tuduhan tersebut sebagai
propaganda.
“Paman saya sering berkata… bahwa penjual pupuk kandang terbaik
sering kali membawa sampel kotorannya ke dalam mulut mereka,” kata
juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan pada
Kamis malam.
“Pejabat Rusia tampaknya adalah penjual pupuk kandang yang cukup
baik,” kata Kirby, mengecam apa yang disebutnya sebagai “propaganda
omong kosong” Rusia.
Sejauh ini sudah 14 orang ditangkap karena serangan Moskow. Sebanyak
11 ditangkap sejak Sabtu pekan lalu dan diakui berasal dari
Tajikistan.