Petinggi Abu Sayyaf Penculik WNI Di Filipina Tewas Dalam Operasi Militer

Manila – Salah satu pemimpin kunci dari kelompok militan Abu Sayyaf, Indang Susukan dikabarkan tewas dalam sebuah operasi militer yang dilakukan otoritas Filipina setelah ledakan di Jolo.

Indang Susukan adalah sosok di balik sejumlah penculikan warga negara asing di wilayah Sabah dalam beberapa tahun belakangan. Sumber intelijen menyatakan ia terluka pada 2 Februari lalu dalam serangan militer di Desa Patikul, Filipina Selatan.

Indang Susukan lalu dievakuasi oleh komandan Moro National Liberation Front (MNLF) Annuar Abdullah ke desa lain di kawasan Talipao.

Sumber intelijen itu menyatakan bahwa Indang menderita sejumlah komplikasi akibat luka yang ia terima dan tewas pada 4 Februari.

“Kami meyakini dia telah tewas,” kata sumber intelijen tersebut sebagaimana dikutip The Star Online, Kamis (7/2/2019).

Namun pihak intelijen masih akan mengambil sejumlah langkah untuk memastikan informasi tersebut.

Indang sebelumnya juga diyakini telah tewas dalam operasi militer besar-besaran yang diserukan Presiden Rodrigo Duterte dua tahun lalu. Namun ia kembali muncul dan memulai aksi penculikan di lepas pantai timur Sabah.

Operasi militer Filipina terhadap kelompok Abu Sayyaf kembali dilakukan setelah Manila meyakini keterlibatan kelompok itu dalam serangan bom bunuh diri di Jolo pada 27 Januari lalu. Ledakan yang terjadi di sebuah gereja katedral itu menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya.

Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano menyatakan keyakinannya bahwa pelaku pengeboman di Jolo adalah pasangan asal Indonesia dengan bantuan kelompok militan pro ISIS. Kendati demikian, Kedutaan Besar Indonesia di Filipina memastikan belum ada hasil identifikasi yang memperkuat klaim tersebut.

Kelompok Indang bertanggung jawab atas penculikan warga asal Negri Sembilan pada 2012. Mereka adalah dalang di balik penculikan warga Taiwan Chang An Wei di Pulau Pom Pom pada 2013 dan Bernard Then asal Sarawak. Thern adalah warga Malaysia pertama yang dan satu-satunya tawanan yang dipenggal oleh kelompok Abu Sayyaf.

Meski militer Filipina melancarkan operasi penumpasan, sumber intelijen menyatakan tiga warga neara asing yang masih ditawan dalam kondisi aman dan dijaga oleh orang-orang bersenjata Abu Sayyaf. Para sandera itu adalah seorang warga negara Malaysia dan dua warga negara Indonesia.