Peserta Workshop Video Pendek Jalani Praktek Pengambilan Gambar

Jakarta – Sebanyak 10 peserta Workshop Pembuatan Video Pendek yang digelar Subdit Kewaspadaan BNPT bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), pada Rabu (23/11/2016) siang hingga petang hari ini tadi telah melakukan kegiatan luar ruangan untuk pengambilan gambar.

Lokasi pengambilan gambar dilakukan di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Jakarta dengan dipandu jurnalis senior Dandhy Dwi Laksono, penulis skenario film Swastika Nohara, dan sutradara Bhre Raditya.

Dalam kesempatan tersebut kepada para peserta, Dandhy banyak menekankan masalah teknis dalam masalah pengambilan gambar seperti masalah kestabilan gambar, cahaya, audio, pengambilan gambar yang memiliki cerita, variasi pengambilan gambar hingga permasalahan teknis pengambilan gambar lainnya.

“Pastikan gambar cukup lengkap. Pastikan setiap merekam obyek, ada minimal tiga size shot yakni wide – medium – close. Dan untuk obyek yang bergerak atau gerakan yang memiliki sequence, lakukan follow/trekking shot atau cut to cut dengan teknik continuity yang benar,” ujarnya dalam mengarahkan peserta.

Tak lupa kepada para peserta Dandhy juga menekankan masalah angle (posisi terbaik untuk menjelaskan maksud atau pesan dari obyek yang direkam) agar gambar film terlihat menarik saat dilihat oleh pemirsanya.

“Karena angle yang baik bukan saja indah, tapi juga informatif. Untuk itu silahkan kalian memaksimalkan foreground dan background untuk memperindah dan memperkaya informasi dalam setiap shot,” ujar mantan wartawan SCTV ini mengingatkan kepada para peserta.

Dipilihnya lokasi Masjid Idan Gereja untuk menceritakan bahwa meski agama berbeda namun mereka ingin menggambar perbedaan itu menjadi pemersatu untuk berbagi antara sama lain. Pesan yang ingin disampaikan adalah jadikan perbedaan menjadi pemersatu antar umat beragama.

Sejatinya ada tiga tempat yang akan dijadikan lokasi pembuatan video pendek tersebut. Satu lokasi lagi yakni Monumen Nasional (Monas). Namun dikarenakan proses pengambilan gambar di dua lokasi tersebut membutuhkan waktu yang cukup, maka rencana pengambilan gambar di Monas ditiadakan.

Setelah selesai melakukan pengambilan gambar dari siang hingga sore hari, maka pada malam harinya dilakukan proses editing oleh para peserta tersebut dari hasil pengambilan gambar yang telah mereka lakukan di dua lokasi tersebut.