Banjarmasin – Para peserta pelatihan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya 2020 regional Kalimantan Selatan (Kalsel) di hari kedua pelatihan yang digelar di salah satu hotel di Kota Banjarmasin, Selasa (6/5/2020) mendapatkan materi dari mantan teroris dan materi mengenai kearifan local yang ada di Kalimantan Selatan
Di sesi pertama mantan teroris Mukhtar Khariri memberikan materi mengenai pengalaman saat dirinya terkena proses radikalisasi hingga jalan dia menuju perdamaian. Dimana dirinya dulu pernah menempuh satu perjalanan dalam kekerasan.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa faktor yang menyebabakan dirinya saat itu bergabung ke ekstrimisme awalnya karena faktor keluarga. Padahal sejak kecil dirimnya adalah keluarga harmonis, dan kemudian ibu dan kakaknya meninggal. Sehingga dirinya hidup sendiri-sendiri.
“Lalu kakak saya mengajak saya di pengajian eksklusif, dan narasi yang dibangun mengenai politik, umat Islam terzalimi, mempelajari buku-buku tentang perang, dan menonton video documenter tentang perang. Saya bergabung dengan partai agama dimana kakak saya sebagai ketuanya. Saat saya di Partai, saya ingin perang. Setelah itu saya ikut pengajian eksklusif yang di dalamnya ada Dulmatin dan Abu Bakar Baasyir,” ujarnya mengisahkan.
Tahun 2007 dirinya bergabung dengan Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI) .Dimana dirinya diajarkan untuk menggunakan senjata dan merakit bom. Hingga akhirnya dirinya ditangkap aparat keamanan dan ditahan di Mako Brimob.
“Awal saya ditangkap, saya sempat trauma. Dipenjara bukannya saya kapok, malah lebih ekstrim. Sebab, saya di selkan oleh ustadz Aman Abdurrahman di Rutan Polda Metro Jaya dan Lapas Cipinang. Saat itu saya dipersiapan sebagai tokoh ISIS dan di doktrin dengan doktrin yang salah. Bahkan saya mengkafirkan orangtua dan tak mau mendoakannya. Saya merasa dahulu sebelum masuk ke kelompok ini saya merasa bahwa saya adalah kafir dan ahli bid’ah,” ujarnya.
Hingga pada akhirnya setelah mendapatkan pembinaan yang benar maka dirinya pun telah sadar bahwa apa yang telah diajarkan para ‘guru-gurunya’ selama di tahanan adalah sesuatu hal yang salah. Bahkan dirimnya awalnya sempat ragu saat memutar video yang ditampilkan dan kejanggalan perilaku ISIS.
“Lalu saya mengikuti kegiatan LSM dan Pemerintah, mengikuti pengajian di luar kelompok Ustadz Aman, mengikuti pengajian ustadz moderat, dukungan ayah dan istri (keluarga), serta bertemu korban dan mendengar kisah-kisahnya. Dari situ saya makin sadar bahwa apa yang diajarkan ustad Aman dan kelompoknya itu salah,” ujarnya
Untuk itu kepada para peserta Regenerasi Duta Damai Kalsel, dirinya berpesan agar menjauhi pengajian tertutup yang tertutup. Selain itu dirinya juga meminta kepada para peserta untuk lebih selektif dalam memilih teman dan komunitas,
“Saya juga berpesan kepada teman-teman semuaay untuk memaknai Jihad itu bukan hanya bermakna perang tapi juga mencari Ridho Allah, mencari ilmu, mengajak orang menerima Islam dengan cara damai bukan kekerasan. Teman-teman juga harus hati-hati dalam menerima informasi di media sosial, dan jangan membalas ketidakadilan dengan ketidakadilan.
Karena menurutnya kita tahu bahwa Islam saat ini sudah terbuka, dari zaman Rasulullah sudah terbuka, maka tidak perlu lagi ada lagi pengajian pengajian tertutup. Karena bukan tidak mungkin disana nanti ada indikasi kekeliruan atau kesesatan.
“Saya pesan buat adik-adik hendaklah terus gencar menyebarkan konten-konten perdamaian. Karena dengan perdamaian tujuan kita diciptakan sebagai manusia akan tercapai yaitu ibadah dengan perdamaian, keamanan, ketenangan dan kesejahteraan tentunya kita bisa menikmati hidup ini dan bisa beribadah dengan sebaik-baiknya,” kaytanya mengakhiri.
Kemudian pada materi kedua mengenai Pencegahan Paham Terorisme dengan Kearifan Lokal disampaikan oleh Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalsel, Drs. Aliansyah Mahadi . Dikatakan pria yang akrab disapa Didit ini, dari hasil Survey yang dilakukan BNPT RI dan FKPT Kalsel tentang daya tangkal masyarakat paling signifikan secara Nasional adalah kearifan lokal dan kesejahteraan.
“Hasil survey tahun 2017, potensi radikalisme dimasyarakat Indonesia, menunjukan angka yang perlu di waspadai yaitu 55,12 pada rentang 0 sampai 100, angka ini menunjukan bahwa potensi radikalisme berada kategori sedang. Potensi radikalisme di Kalsel tahun 2017 menunjukan angka yang perlu di waspadai yaitu 54,27 pada rentang 0-100. (Dari sedang menuju kuat),” ujarnya.
Selain itu menurut Didit, pemahaman agama yang benar dan moderat, kearifan lokal, ternyata juga berpotensi menangkal paham radikal. “Beberapa media kearifan lokal yang dapat membina kerukunan dan menangkal Radikalisme adalah madihin, balamut, papadah dan pribahasa,” ujanrya.
Untuk itu kepada para peserta pelatihan Duta Damai Dunia Maya ini agar di masa pandemic para generasi muda untuk terus membumikan nilai-nilai Pancasila, membudayakan kearifan lokal (gawi sabumi), membangun ketahanan keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
“Kewaspadaan semua pihak, terutama aparat pemerintah harus tetap berjalan, perlunya menyampaikan narasi-narasi yang mencerahkan lewat berbagai lisan tulisan, khususnya media internet. Selain itu juga memperkuat moderasi beragama, memperkuat 4 pilar kebangsaan kepada para pemuda, anak-anak generasi y dan z,” ujarnya memgbakhiri..
Seperti diketahui, Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Kalsel ini diikuti sebanyak 52 peserta dimana 29 diantarnaya adalah anggota Duta Damai baru yang mengikuti pelatihan dengan memiliki keahlian di bidang IT, Blogger, dan Desain Komunikasi Visual. Sedangkan 23 orang adalah Duta Damai Dunia Maya Kalsel 2017.
Selama empat hari kedepan mereka akan digembleng oleh tim mentor dari PMD BNPT dengan dibekali pengetahuan terkait narasi-narasi perdamaian, sehingga nantinya mereka bisa menghasilkan produk-produk yang bisa mereka sebarkan melalui dunia maya.
.
Nantinya ke-29 duta damai yang baru ini akan bergabung dengan duta damai dunia maya Kalsel yang sudah ada sebelumnya untuk berperan aktif menyebarkan perdamaian sebagai upaya pencegahan paham radikal terorisme di kalangan generasi muda mealui dunia maya dan juga dunia nyata.