Semarang – Pelatihan untuk regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Jawa Tengah (Jateng) telah memasuki hari ketiga. Para peserta diberikan pembekalan materi terkait wawasan kebangsaan dan kearifan lokal. Materi tersebut diberikan oleh Direktur Pencegahan Badan Naisional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid S.E, M.M, dan Budayawan, Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, S.Ag, M.Si.
Brigjen Pol. Ahmad Nurwakhid selaku pemateri pertama menyampaikan tentang pencegahan paham radikal terorisme melalui pendekatan kebangsaan dan kegamaan. Menurutnya hal ini penting untuk disampaikan kepada generasi muda khususnya peserta Duta Damai karena hal ini perlu untuk digelorakan di setiap daerah.
”
Karena penting untuk mengaktifkan dan menggiatkan para anak muda ini dalam rangka perang narasi, merebut kembali dunia maya dari kelompok radikal. Sehingga generasi muda yang tergabung dalam duta damai harus mampu bernarasi, menguasai dunia maya dalam radikalisasi,” ujar Brigjen Pol. Ahmad Nurwakhid di Semarang, Rabu malam (16/10/2020)
Ia menyampaikan bahwa Duta Damai ini adalah strategi yang dilakukan oleh BNPT dengan melibatkan segenap civil society, kemudian menguatkannya untuk bersama-sama bangkit melawan paham radikal terorisme utamanya dengan mengutamakan aspek pencegahan. Sehingga diharapkan generasi muda paham strategi kelompok radikal yang selalu mendikotomikan agama dan negara.
”Kelompok radikal selalu mempertentangkan antara Pancasila dan kitab suci, selalu mengadu domba. Karena radikal terorisme adalah gerakan politik yang mengatasnamakan agama yang tujuannya adalah mengganti ideologi dan sistem negara,” terangnya.
Maka generasi muda diminta bangkit dan niati dalam jihad beribadah kepada tuhan untuk membela negara, untuk mengamankan ideologi negara Pancasila, dan untuk melawan radikalisme dan terorisme.
Sementara itu pemateri kedua Ngatawi Al-Zastrouw menyampaikan apresiasinya atas kegiatan Duta Damai yang diselenggarakan oleh BNPT karena menggandeng generasi milenial. Karena menurutnya generasi milenial adalah generasi strategis dalam pencegahan paham radikal terorisme. Karena selama ini generasi milenial yang dijadikan sasaran oleh kelompok-kelompok radikal.
”Sehingga dengan adanya Duta Damai ini mereka bisa berbicara dengan bahasa kaum milenial untuk melakukan pencegahan dari paham radikal terorisme kepada sesama generasinya. Karena itulah mereka adalah pasukan inti dalam melawan narasi radikal terorisme,” ujar Ngatawi.
Ia melanjutkan bahwa generasi inilah yang juga menguasai teknologi informasi saat ini yang menjadi medan perang saat ini. Sehingga dengan keterlibatan mereka ini, upaya-upaya deradikalisasi, upaya-upaya counter narasi terhadap radikalisme bisa semakin efektif. Tapi memang perlu dilakukan pendampingan terhadap anak-anak ini.
”Mereka harus bisa memahami, tentang kearifan lokal yang ada di daerahnya. Mereka bisa mengekplorasi budaya-budaya lokal yang ada untuk menjelaskan narasi-narasi keagamaan tanpa perlu kearab-araban, meskipun kita juga tikda kita benci arabisme,” ujarnya.