Jakarta – Di tengah memanasnya berita tentang pesantren yang disusupi ajaran-ajaran kekerasan berhaluan radikalisme dan terorisme, akademisi yang juga seorang kyai Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail menegaskan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang sedari awal hingga kini konsisten mengajarkan dan menunjukkan Islam yang damai dan indah. Ia menyatakan bahwa seluruh aspek dalam Islam memiliki kadar keindahannya masing, “Islam itu indah, Al Quran juga indah, Rasulullah juga indah, para sahabat indah, maka kalau orang mengaku Islam tapi berbuat kasar, apalagi membunuh, maka jelas itu bukan Islam”. Jelasnya saat dihubungi PMD via telpon beberapa waktu yang lalu.
Lebih jauh, pria yang juga mengasuh beberapa pesantren di Jawa Barat seperti Pesantren Al-Hasan di Bekasi (Jawa Barat), Pesantren Khusnul Khotimah di Kuningan (Jawa Barat), Pesantren Al-Himmah dan Pesantren Al-Bayyan di Cirebon (Jawa Barat) ini menjelaskan bahwa pesantren tetap fokus untuk mengajarkan agama islam yang indah, damai dan lembut. Ia bahkan sangat yakin pesantren mampu meredam keinginan seseorang untuk melakukan kekerasan. “Insya Allah tidak akan tergiur untuk melakukan kekerasan, karena memang tidak memungkinan melakukan kekerasan di pesantren,” lanjutnya.
Terkait dengan adanya beberapa pesantren yang ditengarai mengajarkan paham-paham kekerasan, guru besar UIN Syarif Hidayatullah itu dengan tegas mengatakan bahwa pesantren yang seperti itu sudah keblinger (keliru). Ia juga menyebut pesantren yang mengajarkan kekerasan sudah bertentangan dengan cita-cita awal pendirian pesantren oleh para wali dan ulama, yakni mengajarkan Islam yang indah.
Oleh karenanya Satori meminta pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), untuk serius membendung laju radikalisme dan terorisme, jangan sampai pesantren dicemari oleh ajaran-ajaran yang mengajarkan permusuhan dan perpecahan. Pemerintah, menurutnya harus lebih masif lagi dalam melakukan kegiatan pencegahan melalui sosialisasi dan bimbingan tentang bahaya radikalisme dan terorisme.
Ia mengakui bahwa saat ini muncul kelompok-kelompok yang berupaya mengadu domba sesama umat Islam, karenanya dialog dan sosialisasi semacam ini perlu terus ditingkatkan agar para santri dapat tetap fokus mengamalkan Islam yang indah dan lembut.