Jakarta – Pesantren diajak menjadi agen kontra narasi melalui dakwah yang rahmatan lil alamin dalam mencegah generasi muda dari paparan ideologi yang menyimpang. Ajakan itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., saat menghadiri kegiatan penandatanganan nota kesepahaman dengan Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Se-Indonesia (MP3I) di Menara Peninsula Hotel, Jakarta, Jumat (24/2/2023).
“Keterpaparan hari ini yang paling tinggi adalah melalui sosial media, bahkan dengan media sosial bisa menjadi radikal dengan sendirinya dengan membaca konten-konten menyimpang, untuk itu kami harap pesantren menyebarkan narasi-narasi dan dakwah-dakwah Islam Rahmatan lil alamin untuk memagari para santri khususnya dan para pemuda generasi penerus bangsa agar tidak terpropaganda ideologi radikal intoleran,” jelas Kepala BNPT RI
Boy Rafli menilai pesantren memiliki peran penting sebagai garda terdepan lembaga pendidikan berbasis agama untuk meluruskan pemahaman dan menghindari penyalahgunaan yang mengatasnamakan agama sebagai alat propaganda pemecah belah persatuan.
Karena itu, untuk menciptakan rasa aman bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dari gangguan paham radikal intoleran, BNPT RI perlu melakukan sinergi dengan banyak pihak tidak terkecuali dengan MP3I.
“Kolaborasi dalam pencegahan paham radikal dan intoleran dapat berjalan dengan baik serta dapat kita wujudkan dengan aksi nyata dalam rangka melindungi kepentingan negara dan bangsa sehingga tercipta rasa aman bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” terang Boy Rafli.
Selama ini BNPT RI telah melakukan banyak aksi nyata dalam melibatkan generasi muda termasuk para santri untuk pencegahan paham radikal Intoleran. BNPT pun telah beberapa kali memberikan pelatihan kepada para santri berupa pengenalan dan pembuatan konten dan narasi positif dalam rangka memperkuat nilai persatuan dan kesatuan. (