Surabaya – Sosok AKBP Roni Faisal Saiful Faton yang fotonya viral saat menggendong anak teroris yang meledakkan bom di Mapolresta Surabaya, beberapa bulan lalu, dipercaya menjabat sebagai Kapolres Kediri.
AKBP Roni Faisal Saiful Faton menggantikan AKBP Erick Hermawan berdasarkan perintah berdasarkan Surat Telegram Rahasia dari Mabes Polri. Sebelumnya, AKBP Roni menjabat sebagai Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya.
“Iya ada pergantian personel di jajaran Polres Kediri berdasarkan perintah dari isi telegram tersebut. Polda Jatim harus mengikuti perintah tersebut,” Kabid Humas Polda Jawa Timur (Jatim) Kombes Pol Frans Barung Mangera yang dikutip Antara, Kamis (13/9).
Barung menegaskan, tidak ada pertimbangan apa-apa terkait perintah pergantian perwira menengah (pamen) pada surat telegram tersebut. Termasuk pertimbangan prestasi Roni selama menjabat sebagai Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya.
“Nggak ada yang istimewa. Biasa-biasa saja. Prestasinya juga nggak ada. Kami hanya mengikuti perintah dari Mabes Polri. Itu saja,” ucap Barung.
Sementara itu, AKBP Roni mengaku kaget dengan surat telegram tersebut. Selain sifatnya mendadak, dia juga tidak pernah mendengar gosip atau kabar apa pun bahwa akan didapuk menjadi Kapolres Kediri.
Ia enggan berkomentar jika penugasan sebagai Kapolres Kediri berkaitan dengan aksi heroik beberapa waktu lalu.
“Kaget saya karena mendadak juga. Saya juga belum tahu kapan serah terima jabatan (sertijab) dari Polda Jatim. Tapi begitu sertijab, saya langsung bergeser ke Polres Kediri,” ucap Roni.
Ditanya soal langkah dan program untuk keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), Roni menyatakan akan mengevaluasi sejumlah program. Namun ia tidak menyebutkan detail programnya.
Tapi jika program kamtibmas tersebut memang sudah cocok diterapkan di Kediri, akan terus dilanjutkan. Terutama dalam hal memberi pelayanan dan rasa aman kepada masyarakat Kediri.
“Saya akan evaluasi dan lanjutkan jika ada program kamtibmas yang memang sudah cocok diterapkan di Kediri. Tapi memang saya sendiri tidak punya rencana baru karena belum monitor kondisi dan situasi di Kediri,” tandasnya.