Persepsi Aceh Miliki Toleransi Beragama Rendah Dibantah, Buktinya 4 Vihara Ada di Jalan Protokol Kota Banda Aceh

Persepsi Aceh Miliki Toleransi Beragama Rendah Dibantah, Buktinya 4 Vihara Ada di Jalan Protokol Kota Banda Aceh

Banda Aceh – Selama ini ada anggapan bahwa toleransi beragama di Aceh
rendah. Setara Institute bahkan menempatkan Banda Aceh dalam daftar 10
kota dengan indeks toleransi paling rendah di Indonesia.

Persepsi bahwa Aceh memiliki toleransi agama rendah dibantah dalam
forum Dialog Kerukunan Internal Umat Buddha yang digelar Pembimas
Buddha di Hotel Seventeen Banda Aceh, Minggu (3/3/2024).

Dialog ini dibuka oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari, dan ikut
dihadiri Amin Ontario, Ketua Umum Majelis Buddhayana Indonesia (MBI).

Bantahan itu disampaikan oleh Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) Aceh, Hasan Basri M Nur, yang menjadi narasumber dalam dialog
tersebut.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Karifuddin Afuk, tokoh Buddha di
Kota Langsa, yang datang secara khusus untuk mengikuti dialog dan
beberapa pemuka Buddha lainnya yang menetap di Aceh.

“Penempatan Banda Aceh sebagai kota dengan indeks toleransi rendah
tentu merugikan Aceh. Ia dapat berimbas pada animo investor dan
wisatawan untuk berkunjung ke Aceh,” kata Hasan Basri M Nur dikutip
dari serambinews.com.

“Karena itu, kita perlu secara bersama-sama mengimbangi kampanye
negatif terhadap Aceh dengan menyampaikan kondisi toleransi beragama
yang sesuai realita di lapangan, ternyata hubungan sosial agama di
Aceh sangat harmonis dan saling menghormati,” ujar Hasan Basri.

Sebagai bukti tingginya toleransi beragama di Aceh, Hasan Basri M Nur
menyebutkan di Kota Banda Aceh terdapat empat vihara agama Buddha.
Menariknya lagi, keempat vihara tersebut terletak di jalan protokol
yang sama di Banda Aceh, yaitu Jalan Panglima Polim.

“Terdapat empat vihara agama Buddha di jalan yang sama dalam kota
Banda Aceh. Ini menjadi salah satu bukti tingginya toleransi beragama
di Banda Aceh. Hal-hal seperti terkadang banyak luput dari amatan
publik,” ungkap Hasan Basri yang juga dosen Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua MBI Aceh Fajar Saputra merinci
keempat vihara yang terletak di Jalan Panglima Polem dimaksud, yaitu
Vihara Dharma Bhakti, Vihara Sakyamuni, Vihara Maitri dan Vihara Dewi
Samudera.

Sementara Karifuddin Afuk, tokoh Buddha dari Kota Langsa, menyesalkan
upaya-upaya framing seolah-olah kota-kota di Aceh tidak baik dalam
toleransi agama.

“Tahun 2022 lalu, Kota Langsa juga dimasukkan dalam deretan kota
dengan indeks toleransi rendah, tapi data terbaru kota Langsa tidak
dimasukkan lagi. Kami yang tinggal di Langsa merasa aman dan toleransi
di sana sangat bagus,” ujar Afuk yang dikenal sebagai pengusaha kecap
ternama dan usahanya telah bersertifikat halal.