Jakarta – Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan upaya penanggulangan terorisme, di bulan Ramadan ini pun, BNPT tidak sedikitpun mengendurkan langkah untuk menangguangi ancaman dari kejahatan luar biasa ini. Seperti yang dilakukan BNPT sore ini, bertempat di Hotel Millenium kawasan Tanah Abang, Jakarta, BNPT menggelar rapat koordinasi penyusunan SOP sistem keamanan obyek vital kilang minyak lepas pantai dan lingkungan tempat ibadah dalam menghadapi ancaman terorisme.
Dikatakan oleh Deputi 1 BNPT bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, kegiatan ini penting untuk dilakukan. Menurutnya, kegiatan penyusunan SOP sistem keamanan obyek vital melupakan langkah cepat untuk menghalau aksi terorisme.
“Selama ini memang belum ada ancaman terorisme, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang yang tidak cinta damai itu melakukan aksi teror di tempat-tempat itu,” ujarnya saat membuka kegiatan yang mengangkat tema “Kegiatan Rapat Koordinasi Penyusunan Standard Operasional Prosedur (SOP) Sistem Keamanan Lingkungan Obyek Vital Kilang Minyak Lepas Pantai dan Lingkungan Tempat Ibada Dalam Menghadapi Ancaman Terorisme” .
Lebih lanjut ia menyebut penyusunan SOP ini sebagai bagian dari tugas utama BNPT, yakni membuat kebijakan terkait penanggulangan terorisme. SOP, masih menurutnya, perlu dibuat sebagai pijakan dalam melakukan implementasi kebijakan yang telah ada.
Ia mencontohkan negara Inggris yang menurutnya telah memiliki SOP untuk setiap detil ancamann keamanan, termasuk terorisme. Karenanya langkah BNPT yang mulai giat menyusun SOP perlu terus ditingkatkan.
Ia berharap agar SOP yang dibuat kali ini dikerjakan dengan serius dan menghasilkan output yang baik, tujuannya tentu agar SOP ini dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik.
“Bahasa yang dipakai jangan yang susah dimengerti. Bahasa yang kita mau adalah bahasa yang singkat, padat dan mudah dimengerti,” pintanya.
Karenanya ia mengharap agar para peserta kegiatan memberikan kontribusi maksimal agar hasil yang dicapai sesuai dengan harapan.
“Bapak ibu sekalian mungkin belum bisa merasakan hasil kerja kita saat ini, tapi nanti jika negara kita berhasil menangani ancaman terorisme, di situlah bapak ibu sekalian merasakan betapa yang kita lakukan saat ini memberikan kontribusi untuk bangsa dan negara,” jelasnya.
Keiatan ini sendiri diikuti oleh 80 peserta rapat yang terdiri dari perwakilan kelompok agama dan institusi pengamanan obyek vital. Kegiatan di hari pertama diawali dengan pembukaan dan buka bersama. Kegiatan selanjutkan akan dilanjutkan keesokan harinya yang dijadwalkan dimulai pukul 8.30 WIB hingga 15.00.