Yogyakarta – Sebagai penyampai ajaran agama ke masyarakat, ustadz memiliki tugas dan peran yang besar dalam ikut menentukan pola keberagamaan masyarakat. Penafsiran dan penyampaian ajaran agama yang baik akan menghasilkan masyarakat yang baik pula, sebaliknya, masyarakat akan menjadi tidak baik manakala para ustadz gagal memahami dan menyampaikan agama secara baik. Karenanya diperlukan upaya nyata untuk memastikan bahwa para ustadz sudah memiliki pemahaman yang baik tentang agama sebelum mereka berdakwah.
Atas dasar inilah, muncul berbagai saran dan masukan dari masyarakat, termasuk masukan terkait sistem rektrutmen, yakni bahwa para ustadz sebaiknya diseleksi terlebih dahulu sebelum akhirnya ‘dilepas’ ke masyarakat. Tentang ini, Guru besar UIN Sumut, Prof. Syahrin menyatakan pentingnya proses seleksi terhadap para ustadz. Ia juga menambahkan bahwa masjid kerap menjadi sasaran untuk melakukan dakwah, karenanya Dewan Masjid Indonesia (DMI) harus mampu melakukan seleksi terhadap para ustadz yang akan berceramah di masjid. Ini dimaksudkan agar masyarakat mendapat materi ceramah yang baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Hal itu disampaikan oleh Prof. Syahrin dalam Dialog Pelibatan Da’i Guna Memberikan Pemahaman Tentang Ajaran Ekstrim siang ini, Selasa (26/07/16) Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia juga mengingatkan bahwa para da’i memiliki tanggungjawab untuk menangkal masuknya paham-paham kekerasan, karenanya ia meminta para da’i untuk menyiapkan materi ceramah dengan baik. Ia pun menyoroti peran dewan masjid yang menurutnya mampu menangkal masuknya paham kekerasan, yakni dengan melakukan seleksi terhadap para ustadznya.
“Ketika dewan masjid menyeleksi ketat ustadz-ustadz yang masuk berceramah dalam masjid, maka hal ini akan menjadi sangat produktif untuk mengahalau perkembangannya (red, paham kekerasan),” jelasnya.
Sebelumnya, koordinator tim ahli BNPT, Drs. Anwar Sanusi MT, MM., menegaskan bahwa para da’i dan ulama memiliki peran yang sangat strategis dalam membantu pemerintah menanggulangi terorisme, utamanya dalam aspek pencegahan. Meski begitu, ia juga mengingatkan agar masyarakat juga tetap waspada dan ikut menghalau masuknya paham kekerasan.