Perlu Upaya Terpadu Hadapi Terorisme

Deputi I Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi menekankan bahwa kelompok radikal terorisme kini menguasai informasi teknologi dan internet sehingga semua koordinasi yang dilakukan melalui media dan internet yang kadang sekali sulit dilacak. Karena itu upaya untuk menghadapi terorisme harus melibatkan semua pihak.

Bom Thamrin merupakan salah satu contoh dimana para teroris mengkoordinasikan hal tersebut jauh sebelumnya dengan rekan-rekan mereka baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Para pelaku bom Thamrin yang telah ditangkap mengungkapkan bahwa pemboman Thamrin tertunda dari jadwal sebelumnya yang ditetapkan pada malam natal, tapi baru bisa terlaksana pada januari.

Selain itu para pelaku juga mengakui bahwa pihaknya telah merencanakan beberapa sasaran antara lain mabes polri Jakarta dan mabes polda di Jateng, tapi karena kondisi sehingga hal tersebut dilakukan di Thamrin. Selain itu terdapat beberapa daerah yang juga ditargetkan, yaitu antara lain Surabaya dan Bali.

Menurut Deputi I bahwa perencanaan yang disusun oleh kelompok terorisme saat ini di Indonesia sangat mungkin terjadi karena kelompok ini didukung oleh kelompok radikal yang ada di luar negeri khususnya ISIS

ISIS sudah banyak di Indonesia, salah satunya adalah pelaku bom Thamrin, adapun yang lainnya adalah mereka yang sudah dideportasi dari Turki. Semuanya ini kini tengah berada di Tanah Air.

Keberadaannya tersebar kemana-mana membentuk jaringan dan terus melakulan propaganda terhadap umat Islam lainnya.

Oleh karena itu menurut Deputi I bahwa Polri terus memantau gerak gerik mereka dan ancaman- ancaman yang dilakukan oleh kelompok mereka, karena itulah pentingnya kewaspadaan kita terhadap aksi-aksi mereka

Satu hal yang menarik diperhatikan terkait bom Thamrin bahwa sesungguhnya memberikan pelajaran yang cukup berharga, antara lain ketidaksiapan kita menghadapi dan menanggulangi aksi terorisme antara lain kesulitan mendeteksi aksi tersebut karena tidak ada cctv, ambulan yang datang terlambat dan sistem penanganan yang semuanya secara kebetulan.