Perlindungan Anak dari Terorisme Jadi Prioritas BNPT

Jakarta – Anak-anak adalah salah satu kelompok rentan dari sasaran
terorisme. Karena itu, Perlindungan anak dari terorisme menjadi
prioritas dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Kepala BNPT Komjen Pol. Eddy Hartono mengatakan bahwa anak-anak yang
direkrut atau dieksploitasi oleh kelompok terorisme merupakan korban
yang memerlukan perhatian dan perlindungan khusus karena mereka
berisiko ditolak dan dikucilkan oleh masyarakat.

“Kita perlu mengedepankan prinsip yang mengakui bahwa anak yang
direkrut atau tereksploitasi terorisme ini sebagai korban,” kata
Komjen Pol. Eddy dalam Dialog Tingkat Tinggi Melindungi Anak dari
Terorisme di Jakarta, Rabu (24/10/2024).

Komjen Pol. Eddy menuturkan bahwa komitmen kerja sama sama dengan
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan narkoba dan kejahatan
(United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC) dalam melindungi anak
yang terafiliasi kelompok teror sebagai prioritas utama dalam
menghadapi tantangan serius tersebut.

Langkah itu pun telah sejalan dengan program kerja Astacita Presiden
RI Prabowo Subianto. Pemerintah Indonesia selama ini telah
mengimplementasikan pendekatan komprehensif dalam menangani
ekstremisme kekerasan yang menargetkan anak melalui Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan
dan Penanggulangan Ekstremisme yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE)
2020—2024.

Pendekatan komprehensif secara jelas tercantum dalam Fokus 1 Pilar 6
RAN PE. Meskipun Perpres akan segera berakhir, Pemerintah bertekad
untuk memperpanjangnya sebagai bentuk keseriusan dalam menangani isu
ekstremisme yang mengarah pada terorisme.

Ia mengatakan bahwa BNPT sejak 2021 menginisiasi Perpres RAN PE.

“Pada tahun ini perpres-nya sudah habis dan akan kami perpanjang,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim End Violence Against Children
UNODC Alexandra Martins mengapresiasi inisiatif RAN PE yang mendorong
kolaborasi lintas sektor dan menekankan pentingnya kerja sama dalam
upaya perlindungan anak.

“Kita harus mencari akar permasalahannya, melihat permasalahan ini
dengan perspektif yang sama, dan bekerja sama dengan komunitas dan
seluruh masyarakat,” kata Alexandra.

Dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat, dia berharap perlindungan
anak dari terorisme dapat diimplementasikan secara efektif serta
memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi generasi
mendatang.