Perkuat Pengawasan Dunia Maya dari Propaganda Radikal Terorisme Dengan Pemberdayaan Duta Damai

Perkuat Pengawasan Dunia Maya dari Propaganda Radikal Terorisme Dengan Pemberdayaan Duta Damai

Makassar – Sebagai upaya untuk meningkatkan pengawasan agar terhindar dari paham-paham radikjalisme dan terorisme melalui Dunia Maya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Subdit Kontra Propaganda di Direktorat Pencegahan, Kedeputian I kembali menyelenggarakan workshop dengan para Duta Damai Dunia Maya wilayah Makassar di Hotel Claro, Makassar, Rabu (8/8/2018).

BNPT sendiri sebelumnya telah membentuk Duta Damai Dunia Maya di Makassar pada tahun 2016 dengan melibatkan 60 orang peserta. Namun upaya untuk memperbanyak personil Duta Damai Makassar tetap menjadi prioritas sehingga kinerjanya ke depan akan semakin masif.

Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa sampai saat ini BNPT telah membentuk Duta Damai di 12 provinsi termasuk di Makassar. Pelatihan kali ini merupakan bagian dari upaya BNPT untuk memberdayakan duta-duta damai yang sudah ada di seluruh Indonesia agar kedepan kegiatan ini akan terus ditingkatkan sehingga manfaat dan fungsi Duta Damai akan semakin konstruktif.

“Kami tentunya mendorong peserta agar terus berkreasi dan menunjukkan ide-ide yang inovatif yang dapat disebar di dunia maya dalam mengcounter propaganda radikalisme. Mengingat tantangan ke depan akan semakin rumit. Jagat maya merupakan sebuah dunia yang tiada batas dan terbuka bebas sehingga membutuhkan jumlah yang cukup banyak dalam melawan propaganda radikalisme dan terorisme.,” ujar Kolonel Pas Sujatmiko.

Lebih lanjut Kolonel Sujatmiko meminta agar setiap anggota Duta Damai lebih banyak lagi memberikan sumbangsih dalam menebarkan perdamaian sesuai dengan keahlian dan latarbelakang masing-masing. Karena BNPT yang didirikan sejak tahun 2010 menyelenggarakan tugas penanggulangan dan pencegahan terorisme dengan menggunakan pendekatan soft approach melalui optimalisasi budaya-budaya lokal sebagai salah satu perangkat lunak dalam mencegah penyebaran paham radikal terorisme di tengah-tengah masyarakat.

“Fungsi ini banyak dilakukan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) secara offline. Sementara di dunia maya diselenggarakan oleh Pusat Media Damai (PMD) termasuk para anggota Duta Damai yang sudah tersebar di seluruh Indonesia,” ujar alumni Sepa PK TNI tahun 1995 ini.

Untuk itu menurutnya, dalam upaya penanggulangan paham radikalisme di dunia maya ini diperlukan pemahaman yang utuh tentang persoalan-persoalan dari hulu yang mengakibatkan munculnya paham-paham radikalisme terorisme. Karena kelompok-kelompok radikal teroris juga melakukan secara terstruktur dan terorganisir.

“Ironisnya karena kelompok tersebut mengatasnamakan agama tertentu sehingga memberikan dampak negatif terhadap agama itu sendiri. Karena itu, semua dituntut untuk membebaskan keterkaitan terorisme dengan agama apapun karena tidak ada satu agamapun di muka bumi yang mengajak kepada kekerasan atau tindak terorisme,” ujar alumni Fisip Universitas Diponegoro Semarang ini.
.
Menurutnya, di negara-negara Timur Tengah yang kini porak poranda, tidak terlepas dari campur tangan kelompok radikal terorisme yang hanya menginginkan kekacauan di setiap negara dengan berbagai cara. Dalam mensosialisasikan keinginannya mereka menggunakan berbagai cara mulai dengan penyebaran konten, narasi, video dan buku-buku baik online maupun offline. Di Indonesia, pemahaman radikalisme terorisme juga cukup marak akibat radikalisasi yang dilakukan oleh kelompok radikal teroris termasuk di dunia maya.

“Oleh karena itu, setiap orang harus waspada terhadap propaganda radikal terorisme dengan berbagai jenisnya termasuk isu-isu penindasan, diskriminasi dan marjinalisasi umat Islam yang dianggap dapat mendorong ke arah tindakan radikal terorisme,” ujar mantan Danyon Komando 466/Pasopati Paskhas TNI-AU ini
.
Lebih lanjut dirinya menceritakan, di negara Suriah sendiri sudah jutaan orang yang mengungsi ke negara-negara lain baik ke Eropa maupun ke Afrika Utara termasuk ke Asia. Mereka juga mengalami luka-luka bahkan kehilangan sanak family akibat konflik yang ada di Suriah. Apalagi kelompo0k ISIS menjadi aktor utama atas problematika itu dengan doktrin-doktrin yang sangat berbahaya yang juga bertentangan dengan pemahaman agama yang kita yakini selama ini.

Demikian pula, aksi-aksi terorisme yang terjadi di negara kita akhir-akhir ini tidak dapat dipungkiri bahwa pemahaman keagamaan mereka sama dengan paham keagamaan yang dianut oleh ISIS. Yang paling mengerikan karena baru baru ini satu keluarga, bapak, ibu dan anak sama-sama melakukan aksi bom bunuh diri di Surabaya yang menyasar tiga gereja hanya karena doktrin tentang syahid.

“Ini merupakan sebuah fenomena yang sangat berbahaya jika menyasar semua warga negara Indonesia dan dampaknya terhadap kerukunan dan keharmonisan hidup kita di negeri ini. Karena itu, Duta Damai merupakan salah satu sarana yang paling strategis dalam upaya menangkal dan mencegah penyebaran paham radikal terorisme dan pada waktu yang sama menebarkan nilai-nilai perdamaian di dunia maya,” ujar pria yang dalam karir militernya dibesarkan di Satuan Bravo 90 Paskhas ini mengakhiri.