Ambon – Di tengah derasnya arus informasi digital dan maraknya konten yang berpotensi menyesatkan di media sosial, Densus 88 Antiteror Polri hadir langsung ke lingkungan sekolah untuk memperkuat benteng ideologi generasi muda. Melalui Tim Cegah Satgaswil Maluku, satuan elite Polri itu memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET) kepada sekitar 600 pelajar dan tenaga pendidik MTs Negeri Ambon, Senin (20/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung di halaman sekolah ini menjadi bagian dari program nasional “Sekolah Tangguh Ideologi” dan “Cegah Radikalisme Sejak Dini”. Program tersebut dirancang untuk memperkuat ketahanan ideologi di kalangan pelajar, sekaligus menumbuhkan kesadaran kritis terhadap pengaruh media sosial yang kini sering dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran paham ekstrem.
Ketua Tim Cegah Satgaswil Maluku, Iptu Irawan Rumasoreng, mengingatkan para siswa bahwa ancaman radikalisme kini tidak lagi datang dalam bentuk fisik, melainkan masuk lewat gawai dan ruang virtual.
“Anak-anak muda menjadi sasaran empuk karena masih mencari jati diri. Mereka harus dibekali kemampuan berpikir kritis dan rasa cinta tanah air agar tidak mudah terpengaruh oleh ajakan yang menyesatkan,” ujarnya.
Dalam sesi pemaparan, Irawan menjelaskan pola baru penyebaran paham ekstrem yang kini banyak menyasar pelajar melalui media sosial dan game online. Ia juga memaparkan strategi pencegahan dini, termasuk pentingnya peran guru dalam mengenali perubahan sikap dan perilaku siswa yang bisa menjadi indikasi paparan ideologi radikal.
Kepala MTs Negeri Ambon, Riyadi Kamis, menyambut positif kegiatan tersebut dan menilai langkah Densus 88 sangat relevan dengan tantangan zaman.
“Kami berkomitmen untuk memperkuat pendidikan karakter dan akan menindaklanjuti sosialisasi ini di kelas. Dunia pendidikan memang harus menjadi garda terdepan dalam membentengi anak-anak dari paham radikal,” katanya.
Riyadi juga menyatakan kesiapan sekolahnya menjadi mitra strategis Densus 88 dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat semangat toleransi di kalangan pelajar.
Melalui kolaborasi ini, Densus 88 berharap lahirnya generasi muda yang berpikir kritis, berkarakter, dan cinta damai, serta mampu menjadi benteng pertahanan bangsa di tengah tantangan ideologi yang terus berkembang di dunia digital. (
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!