Jakarta – Sejak pasca-aksi terorisme di Surabaya pada Mei lalu hingga 30 Juli 2018, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri sudah menangkap 242 orang terduga teroris di sejumlah wilayah di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 21 orang terpaksa ditembak mati karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Demikian disampaikan Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian dalam rapat terakhir koordinasi pengamanan Asian Games 2018 antara Polri, TNI, BIN dan Panitia pelaksana (INASGOC) di Polda Metro Jaya, Senin (30/7).
“Penangkapan teroris akan terus dilakukan. Kami juga semakin memperketat pengamanan, terutama saat pembukaan dan penutupan Asian Games 2018,” tambah Kapolri sembari menambahkan kepolisian akan terus mewaspadai aksi terorisme selama Asian Games 2018.
Dijelaskan, pengamanan akan lebih diperketat saat Asian Games nanti di lokasi-lokasi pertandingan yang dihadiri banyak massa. Salah satunya adalah cabang sepak bola.
“Pengamanan ketat dengan sistem ring. Kalau massa tidak terlalu banyak pakai ring 1 dan ring 2. Fleksibel saja tergantung jenis (cabang) olahraga dan penontonnya,” kata Tito.
Meski begitu, sambung Tito, masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu terorisme ini. Tito pun menjamin keamanan masyarakat melalui operasi yang akan dijalankan Polri dan stakeholder lainnya.
Selain terorisme, Tito juga memberi penekanan terhadap sejumlah isu gangguan keamanan lainnya. Isu kejahatan konvensional atau street crime juga menjadi fokus Polri. Untuk itu, lanjutnya, Polri mengantisipasinya dengan menggelar operasi cipta kondisi yang menangkap ribuan pelaku kejahatan jalanan.