Semarang – Peringatan Sumpah Pemuda ke-92, pada Rabu (28/10), sangat istimewa bagi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, selain merayakan ulang tahun ke-52 juga menerima kado dari seorang eks Narapidana Terorisme (Napiter) berupa sebuah bendera merah putih.
Sri Puji Mulyo Siswanto, seorang mantan Napiter menyerahkan kado tersebut di Gradhika Bakti Praja Kompleks Kantor Gubernur Jateng sesaat sebelum upacara Peringatan Sumpah Pemuda.
“Selamat ulang tahun pak, ini kado dari kami teman-teman eks napi terorisme yang ada di Yayasan Persadani, sebagai bukti bahwa kami telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi,” kata Sri Puji Mulyo Siswanto, mantan anak buah Noordin M Top dalam keterangannya, Rabu(28/10).
Sri Puji mengatakan, sengaja memberikan kado Bendera Merah Putih berukuran 40×60 centimeter yang dijahit oleh para eks Napiter di Yayasan Persadani saat hari ulang tahun Ganjar.
“Kami ingin memberikan sesuatu pada Pak Ganjar di hari bahagia ini, sebagai simbol pada pak Ganjar, bapak kami di Jawa Tengah. Kami ingin memberikan kontribusi pada negara khususnya Pemprov Jateng untuk bisa bersinergi dengan program-program yang ada di Jateng,” tuturnya.
Warga Genuk Kota Semarang ini menerangkan, dirinya terlibat dalam kegiatan terorisme awalnya karena rasa empati melihat saudara-saudara sesama muslim yang diperlakukan tidak adil, karena emosi yang tidak bisa dikendalikan, ia pun masuk ke jaringan itu.
“Kami berharap semua bisa merangkul, khususnya teman-teman eks Napiter karena dengan cara itu akan lebih efektif menyadarkan mereka. Saya berpesan pada kawan-kawan yang masih menjadi teroris, coba buka ruang diskusi dan dialog, karena dengan itu pasti akan ada solusi,” tuturnya.
Sri Puji Mulyo Siswanto, eks Napiter yang ditangkap dan dipenjara selama enam taun usai menyembunyikan Noordin M Top dan Dr Azhari, otak sejumlah serangan terorisme di Indonesia. Selain itu, Sri Puji juga pernah dipenjara karena terlibat pelatihan terorisme di Aceh.
“Surprise sekali saya mendapat kado ini. Menarik ya, karena kita menemukan saudara-saudara kita yang pernah tersesat dan mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Hari ini, mereka sudah melakukan aktivitas untuk berbagi pengalaman, cerita bagaimana nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan penting untuk dijaga,” kata Ganjar.
Ganjar juga menyampaikan pesan dari para eks Napiter ini pada masyarakat agar selalu hati-hati. Apabila ada orang yang mengajak untuk merusak dan memecah belah, maka harus dicek dahulu kebenarannya.
“Kami bangga banyak anak bangsa yang kembali sadar. Kami harapkan mereka menjadi jurubicara untuk mengkampanyekan bagaimana berbangsa, bernegara dan berpancasila. Kami juga akan mendampingi, akan kami bantu agar mereka bisa kembali bermasyarakat dan melakukan usaha,” tuturnya.