Peringatan Hari HAM Sedunia 2023 Bertemakan Harmoni dalam Keberagaman

Jakarta – Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan
HAM berkolaborasi dengan Komisi Nasional HAM menyelenggarakan
peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 dengan mengangkat tema
“Harmoni dalam Keberagaman”.

Direktur Jenderal HAM Kemenkumham Dhahana Putra saat diskusi dengan
media massa di Jakarta, Selasa, mengatakan kolaborasi dengan Komnas
HAM merupakan kali pertama dalam sejarah peringatan Hari HAM Sedunia
di Indonesia dan diharapkan kolaborasi ini akan terus berlanjut.

“Baru pertama kali kita melaksanakan (peringatan) Hari HAM (sedunia)
kolaborasi. Harapan kami, pertama dan seterusnya kegiatan kolaborasi
antara Komnas HAM dan Ditjen HAM dalam rangka kegiatan Hari HAM
Internasional ke-75. Topiknya diambil adalah Harmoni dalam
Keberagaman,” kata Dhahana dalam keterangannya, Selasa (5/11).

Puncak perayaan Hari HAM Sedunia ke-75 itu akan dilaksanakan pada
Minggu,10 Desember 2023, di Lapangan Banteng, Jakarta.

Menurut Dhahana, tema Harmoni dalam Keberagaman itu penting karena
sejalan dengan kondisi yang saat ini terjadi di Tanah Air.

“Ini sangat penting. Kenapa? Indonesia ini memiliki suku bangsa yang
cukup banyak luar biasa. Apalagi tahun politik saat ini, harapannya
adalah pemilu dapat dilaksanakan dengan baik, tanpa ada suatu
perpecahan, suatu diskriminasi terhadap pelaksanaan pemilu. Kita harus
mampu untuk menyatukan Indonesia dalam platform demokrasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan tema nasional tersebut selaras dengan tema Hari HAM
Sedunia yang diangkat oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni
Freedom, Equality and Justice for All atau “Kebebasan, Kesetaraan, dan
Keadilan bagi Semua”.

“Ini tema nasional, tetapi kalau kita lihat merujuk kepada PBB, itu
inheren. Kan pada saat ini justru harmoni dalam keberagaman itu
kekinian kita. Pada saat kita berhadapan dengan tahun politik, pada
saat kita melihat dinamika komunikasi antarsuku bangsa, dengan momen
ini akan menjadi suatu perekat bagi seluruh bangsa Indonesia
pentingnya arti perbedaan,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menjelaskan
kolaborasi perdana dalam peringatan Hari HAM Sedunia antara lembaganya
dengan Ditjen HAM merupakan bentuk kepedulian aktor dan institusi yang
peduli terhadap isu HAM.

“Saya rasa karena tradisi memperingati hak asasi itu secara rutin
dilakukan oleh lembaga negara maka para aktor dan institusi yang
selama ini sudah bertemu dan memperingati itu kemudian juga merasakan
atau melihat arti pentingnya suatu peringatan bersama,” kata Atnike.