Mamuju – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Barat bekerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar workshop pelibatan perempuan dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Workshop “Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) dengan tajuk “Cerdas Digital, Satukan Bangsa”, berlangsung di Aula Kantor Kanwil Kemenag Sulbar, Jl Abd Malik Pattana Endeng, Mamuju, Sulbar, Rabu (2/8/2023).
Kegiatan ini dibuka langsung olah Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof Irfan Idris, dengan hadirkan narasumber, Founder of SEJIWA Foundation, Diena Haryana dan Ketua PW Fatayat NU Sulbar, Imelda Adhiyanty. Workshop ini dihadiri ratusan peserta dari organisasi dan komunitas perempuan di Mamuju.
Ketua FKPT Sulbar H Imran Idris menuturkan, pelibatan perempuan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme sangat penting. Sebab, hasil riset dan kajian menunjukkan pengguna media sosial di Sulbar didominasi kalangan perempuan.
“Persentasenya mencapai 78 persen. Apalagi indeks potensi radikalisme cenderung tinggi di kalangan perempuan, itulah sebabnya hari ini kita mengusung tema Cerdas Digital, Satukan Bangsa,” kata H. Imran dalam sambutannya.
Untuk itu, dia mengajak seluruh elemen perempuan di Sulbar, untuk mewaspadai radikalisme dan terorisme.
Dia berharap, para peserta dapat menyerap dengan baik materi-materi dari kegiatan tersebut agar peran perempuan dalam pencegahan radikalismen dan terorisme makin kuat.
Diena Haryana selaku pemateri dari BNPT menitip beratkan kepada peserta agar menanamkan kecintaan terhadap negara.
“Saya sudah keliling 30 lebih negara. Saya semakin yakin negara kita ini sangat luar biasa, luas tapi kita mampu dipersatukan meski berbeda basaha dan suku,” ujarnya.
Selain itu, dia juga memuji Sulbar kaya dengan keragaman budaya dan pesan-pesan kearifan lokal, baik lewat lagu-lagu maupun tarian-tarian. Terakhir, dia berpesan agar perempuan-perempuan Sulbar cakap digital, etika digital, aman digital.
Sementara itu, Imelda Adhiyanty, berpesan, perempuan harus bisa bergerak di berbagai hal.
“Kita tidak boleh menjadi perempuan ekslutif, harus inklusif, harus terus berpikir maju, agar menjadi perempuan TOP, teladan, optimis dan produktif,” ujar Imelda.