Jakarta – Kaum perempuan perlu berada di garis terdepan dalam membentengi keluarga dari bahaya radikalisme . Dalam kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, bahaya radikalisme tidak sedikit yang masuk melalui media sosial.
Hal ini disampaikan Anggota MPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Siti Mukaromah dalam kegiatan sosialisasi empat pilar yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-undang Dasar 1945, di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (22/3/2023).
“Radikalisme merupakan upaya sistematis yang dilakukan individu atau kelompok untuk melakukan perubahan radikal sampai ke akar-akarnya dengan kekerasan,” kata Erma, sapaan akrab Siti Mukaromah.
Menurutnya, diperlukan upaya yang sistematis pula untuk mengatasi radikalisme. Di dalam keluarga, perempuan memiliki peran penting dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan semangat toleransi Bhinneka Tunggal Ika sehingga akhirnya NKRI semakin kuat.
“Kita bersama perlu melakukan upaya yang sistematis, masif, dan terstruktur menghadapi bahaya radikalisme, tidak bisa hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat sporadis,” kata Anggota Komisi VI DPR ini.
Pada tingkat akademik, lanjut Erma, salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman dan pengertian yang komprehensif kepada para mahasiswa. Misalnya membuat Pusat kajian yang bertujuan untuk melakukan upaya moderasi dalam beragama.
“Iklim keagamaan yang toleran, moderat, damai, dan inklusif harus dikembangkan terutama untuk memahami keberagaman. Salah satu yang harus segera dibenahi adalah pengajaran agama di sekolah-sekolah dasar dan menengah,” katanya.
Program-program yang mengajarkan tentang nasionalisme dan cinta Tanah Air harus berkembang menjadi kampanye yang inklusif dan demokratis. Pendidikan-pendidikan seperti ini yang mampu menghalau radikalisme di lembaga-lembaga pendidikan.