Perbatasan Indonesia Ini Rawan Disusupi ISIS

Jakarta – Inspektur Jenderal TNI Angkatan Udara (AU), Marsda TNI Umar Sugeng Hariyono mengatakan, serangan militer Filipina ke basis ISIS di Marawi akan mempengaruhi kondisi keamanan nasional Indonesia. Apalagi, militer Filipina telah berhasil memukul mundur ISIS dan kembali menguasai Marawi yang sempat menjadi basis ISIS di Asia Tenggara.

Dikatakan, dalam perkembangannya, ISIS juga terdesak di Timur Tengah dan mereka mengubah strategi dengan membuat kantong-kantong kekuatan yang baru. Terutama di Asia Tenggara tepatnya di Marawi, Filipina yang berbatasan langsung dengan provinsi Sulawesi Utara. Jika terdesak, militan lSlS akan melarikan diri ke Indonesia melalui jalur Tarakan, Sulawesi Utara, dan Ambon. Ketiganya merupakan jalius favorit militan ISIS.

Marsda TNI Umar Sugeng Hariyono mengatakan, ketiga wilayah perbatasan itu harus diperketat. Karena aksi terorisme dan gerakan radikalisme yang dibawa militan ISIS diyakini pelakunya bisa mempengaruhi generasi muda. “Karena merekrut anggota kelompok radikal yang paling mudah adalah dari kalangan muda. Hal ini terbukti pelaku-pelaku teror yang terjadi selama ini merupakan anak-anak muda, generasi penerus bangsa,” katanya.

Hal itu dikatakan Umar Sugeng pada seminar nasional bertema ‘Counter Terorrism dan Border Awareness Dalam Rangka Memperkuat Sistem Keamanan Nasional’ untuk Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Sekkau) Angkatan 102 Tahun 2017, Kamis (9/11/2017). Seminar ini diselenggarakan untuk kali pertama, dan angkatan-angkatan Sekkau sebelumnya hanya melaksanakan seminar lokal.

Menurutnya, harus dicari pola yang tepat dalam penanggulangan terorisme di Indonesia, yang akan memecahkan permasalahan bangsa. Seperti diketahui, saat ini wilayah perbatasan NKRI baik darat, laut maupun udara belum sepenuhnya diawasi dengan sistem keamanan yang terintegrasi. Masih ada celah atau jalur ilegal yang dengan mudah dijadikan akses untuk menuju ke NKRI.

Sementara itu, Komandan Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Dansekkau), Kolonel Pnb Jorry S. Koloay, menjelaskan, seminar nasional dilatarbelakangi oleh isu utama yang terjadi di tingkat nasional, terutama dampak dari kejadian di Marawi yang berdampak langsung pada wilayah perbatasan NKRI. Seluruh komponen bangsa seharusnya bisa lebih diberdayakan agar lebih efektif untuk memperkuat sistem keamanan nasional.

Untuk mengantisipasi masuknya kelompok teroris lSlS Filipina ke Indonesia, TNI telah melakukan patroli Udara dan Laut. Patroli itu dilakukan di sepanjang Maluku Utara sampai dengan Halmahera Utara kemudian Morotai, Sangir, kemudian pulau Marore dan terus sampai ke laut Suiawesi.

Berangkat dari perkembangan lingkungan strategis di kawasan Asia Tenggara, Pasis Sekkau Angkatan 102 pun memilih lokasi Karya Wisata di daerah Sulawesi Utara khususnya Manado. Mereka akan mengumpulkan data dan informasi dari berbagai instansi seperti Kodam XIII Merdeka, Lanal Tahuna Manado, Lanud Sam Ratulangi dan Polda Sulud serta Pemprov Sulut terkait jaringan teroris Marawi.