Perayaan Chithirai Maha Puja Bukti Toleransi di Tanah Rencong

Banda – Aceh dikenal dengan sebutan Serambi Mekah karena lebih dari 90 persen penduduk Aceh beragama Islam. Syariat Islam pun diberlakukan dalam segenap lini kehidupan di Aceh. Namun demikian, bukan berarti umat beragama lain tidak bisa bebas menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya.

Seperti salah satunya, perayaan atau ritual agama Hindu, Chithirai Maha Puja di Kuil Palani Andawar Gampong Keudah, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh, Minggu (30/4/2023). Itu menjadi bukti nyata toleransi beragama di daerah berjuluk Serambi Makkah itu.

“Kita mengira ritual ibadah arak-arakan Archa Thiruvila semalam hanya diikuti umat Hindu saja, tetapi banyak juga warga Banda Aceh lainnya yang ternyata menyaksikan,” kata Humas Kuil Palani Andawar Mahendra Mohan di Banda Aceh.

Menurut Andawar, antusias warga kota yang mayoritas muslim menyaksikan ritual tersebut menunjukan tingkat toleransi masyarakat di Aceh sangat tinggi terhadap kepercayaan orang lain.

Sikap toleransi tersebut juga ditunjukkan melalui kegiatan perayaan pemeluk agama Hindu yang hanya 15 orang di Banda Aceh. Meski begitu, perayaan bisa berlangsung meriah berkat ramainya warga kota yang menyaksikan.

“Masyarakat Banda Aceh telah menunjukkan sikap toleransi yang tinggi kepada kita pemeluk agama non muslim,” ujarnya.

Hal ini turut dirasakan salah seorang umat Hindu yang datang dari Medan, Gita bahwa perayaan Chithirai Mahapuja di Banda Aceh penuh dengan semangat toleransi.

“Bagus semua mendukung, ramah toleransi tinggi, bahkan mereka mau arak arakan juga. Ini kebanggaan bagi umat hindu,” kata Gita.

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Banda Aceh Abd Syukur mengucapkan rasa terima kasih khususnya kepada warga Gampong Keudah karena telah membuktikan bentuk kebersamaan di Kota Banda Aceh.

“Keberhasilan kegiatan ini berkat dukungan daripada tokoh masyarakat. Akidah kita boleh berbeda, tetapi jaminan kebersamaannya tetap bisa bersama dan kami merasa aman dan nyaman dan tidak masalah apa-apa telah ditunjukkan oleh masyarakat Aceh,” kata Abd Syukur.

Selama kegiatan perayaan tersebut, Polresta Banda Aceh juga menurunkan anggota untuk mengamankan kegiatan, sehingga dapat berjalan dengan lancar, aman serta umat Hindu bisa menjalankan ibadah mereka dengan nyaman.