Kabul – Meningkatnya konstelasi peperangan dan beragam serangan bom bunuh diri yang mengatasnamakan jihad membuat para ulama Afghanistan menggagas forum dialog untuk mencari solusi penyelesaian konflik berkepanjangan tersebut. Dalam pernyataaan yang dikeluarkan Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan (HPC), konferensi itu akan menyasar ahli agama garis keras.
Peperangan yang terjadi di Afghanistan telah berlangsung beberapa tahun antara kelompok Taliban dengan pemerintah. Konflik tersebut kian memanas karena disusupi oleh pihak luar terutama kelompok yang pro dengan teroris ISIS.
Teror dan pengeboman yang terjadi di banyak wilayah Afghanistan bukan hanya dilakukan oleh kelompok pemberontak Taliban, namun kondisi tersebut diperparah dengan bom bunuh diri yang dilakukan anggota ISIS. Keadaan semakin diperparah dengan sebagian ulama garis keras Afghanistan yang memfatwakan serangan teror dan bom bunuh diri sebagai bentuk Jihad.
Dikutip dari laman voaindonesia.com, Selasa (16/04/2018), HPC mengatakan, sangat penting bagi para cendekiawan garis keras asal Pakistan yang berpendapat bahwa pemberontakan Taliban di Afghanistan adalah hal yang wajar untuk ikut serta dalam Konferensi itu.
“Kami berharap para cendekiawan Pakistan seperti Maulana Fazal-ur-Rehman dan Maulana Sami-ul-Haq, yang melihat perang di Afghanistan sebagai jihad yang sah, ikut serta dalam konferensi ini,” ujar Sayed Ehsan Tahera, juru bicara Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan.
Rehman, yang juga anggota Majelis Nasional Pakistan, mengaitkan pemberontakan Taliban-Afghanistan dengan kehadiran pasukan Amerika dan NATO di negara itu, dalam rangka membenarkan aksi kekerasan Taliban di Afghanistan.
Partai Jamiat Ulema-e-Islam pimpinan Rehman juga dituduh mempertahankan hubungan dengan beragam kelompok-kelompok militan.
Konferensi keagamaan internasional akan memberikan kesempatan pada ulama Islam untuk pemahaman yang sama dalam hal perang dan perdamaian di Afghanistan.
“Kontraterorisme di kawasan ini dan di Afghanistan, juga perdamaian dan perang di Afghanistan, akan menjadi topik utama diskusi, sesuai prinsip-prinsip Islam,’’ ujar Tahera. “Belum jelas dimana konferensi itu akan diselenggarakan.”
Dewan Perdamaian Afghanistan telah menggandakan upaya untuk mendapatkan suara negara-negara Islam guna meyakinkan Taliban dan para pendukungnya untuk mengakhiri perang di Afghanistan, setelah Presiden Ashraf Ghani menawarkan perundingan perdamaian tanpa syarat kepada para pemberontak itu.