Baghdad – ISIS tidak hanya kejam dan sadis dalam melakukan aksinya. Bom bunuh diri, pembunuhan massal, pemerkosaan, menjadi keseharian mereka. Tapi kini, kekejaman itu sudah tinggal cerita. ISIS telah berhasil ditumpas di dua negara basis mereka, Irak dan Suriah.
Memang masih ada sebagian kecil anggota ISIS yang selamat dari gempuran pasukan koalisi, namun mereka hanya bisa sembunyi dan sebagian lagi melarikan diri ke Afghanistan dan perbatasan Irak dan Iran.
ISIS muncul pada 2014 saat dideklarasikan Abu Bakr Al-Baghdadi di Mosul. Selama tiga tahun itulah, pemerintah Irak dibantu koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) berusaha menghalau dan menghancurkan kombatan ISIS. Tidak tanggung-tanggung, selama tiga tahun bertempur, pemerintah Irak mengalami kerugian kurang lebih 90 miliar dolar AS atau kurang lebih Rp1.218 triliun).
Sekjen Kabinet Irak Mahdi Al Allaq mengatakan, mendasarkan catatan kerugian itu dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh kementerian perencanaan Irak. Kementerian tersebut juga mencatat, Irak mengalami kerugian 47 miliar dolar AS akibat kerusakan infrastruktur dan fasilitas ekonomi selama 1.200 hari perang melawan ISIS yang secara teknis berakhir pada Juli 2017. Demikian dilaporkan kantor berita Kuwait, Kuna, dalam laporannya, Senin lalu.
“Provinsi Nineveh adalah yang terparah dari semua tingkatan. Pemerintah Irak akan merinci semua kerugian sebelum konferensi berlangsung,” Al Allaq menambahkan, dikutip dari Al Bawaba, Rabu (7/2/2017).
Perdana Menteri Irak Haider Al Abadi pada 10 Juli tahun lalu, secara resmi mengumumkan pembebasan wilayah Mosul, yang telah menjadi Ibu Kota de facto kelompok ISIS sejak Juni 2014. Pada 9 Desember 2017, Al Abadi mengumumkan pembebasan semua wilayah Irak dari kelompok militan yang hendak mendirikan negara khilafah tersebut.
Al Allaq menjelaskan, pemerintah Irak berusaha meminimalisir kerugian dengan melakukan rencana pemulihan yang cepat melalui proyek-proyek kecil untuk merehabilitasi kota-kota yang hancur. Proyek-proyek tersebut diantaranya membuka kembali sekolah dan rumah sakit yang tidak rusak.
“Irak sejauh ini menerima bantuan keuangan sebesar 500-600 juta dolar AS dari seluruh dunia, selain dari apa yang telah dialokasikan dari anggaran negara,” ujar Al Allaq.