Surabaya – Sebagai negara yang majemuk, nilai-nilai toleransi sangat
diperlukan di Indonesia. Karena bila intoleransi dan radikalisme yang
tumbuh subur, keutuhan bangsa Indonesia akan terancam.
Untuk mencegah radikalisme dan intoleransi perlu ada upaya-upaya yang
bersumber dari akar rumput. Salah satunya dengan pembelajaran berbasis
kurikulum yang menjunjung kebebasan beragama dan supremasi hukum di
Indonesia.
Koordinator Program Alumni Literasi Keagamaan Lintas Budaya Institut
Leimena Daniel Adipranata mengatakan guru memegang peranan penting
untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi berdasarkan kurikulum.
Dengan adanya pembelajaran yang terstruktur dalam kurikulum berkaitan
toleransi, peserta didik akan terbiasa menerima berbagai realitas
sosial yang beragam dan mampu bersikap toleran.
“Guru bisa menerobos hingga ke level akar rumput untuk menyebarkan
nilai-nilai yang baik terkait toleransi kepada para peserta didiknya,”
ujar Daniel di Workshop Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Hotel
Dafam Pacific Surabaya, belum lama ini.
Prof Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA Tenaga Ahli Utama Kantor Staf
Presiden RI sekaligus Senior Fellow Institut Leimena mengungkapkan
bahwa guru bisa menjadi salah satu kunci untuk menyebar nilai
toleransi dari akar rumput.
“Kenapa harus guru? Karena guru yang bisa mengajarkan
realitas-realitas kepada anak untuk bisa memahami keberagaman dan
menerapkan toleransi,” ujar Ruhaini.
Pencegahan radikalisme dan intoleransi dari akar rumput ini tentu
merupakan hal yang sangat penting karena untuk menjadi bangsa yang
kuat diperlukan nilai-nilai toleransi yang tinggi dalam menerima
keberagaman.